Membujuk Gen Z yang Keras Kepala untuk ke Kantor

62 persen CEO mau Gen Z bisa ke kantor sepenuhnya.

Membujuk Gen Z yang Keras Kepala untuk ke Kantor
ilustrasi mesin fotokopi di kantor (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Hari-hari ini, menjadi pemimpin perusahaan berarti harus bisa sepenuhnya menerapkan keseimbangan. Hal tersebut harus pula diterapkan untuk menangani para pekerja dari Generasi Z yang dikenal sulit diatur untuk kembali bekerja di kantor. 

Ada survei oleh perusahaan jasa, KPMG, yang dilangsungkan di Amerika Serikat terhadap para CEO mengenai kepegawaian. Hasilnya, 62 persen CEO yang ditanyai pendapatnya menyatakan keinginannya untuk dapat membawa para pegawainya dapat bekerja di kantor sepenuhnya dalam tiga tahun ke depan. 

Pada saat bersamaan, para CEO tersebut berupaya untuk mencari tahu bagaimana membangun hubungan dengan angkatan kerja dari Generasi Z, atau lazim disebut Gen Z, itu. Pasalnya, mereka memiliki definisi tersendiri mengenai sukses dan ambisi, dan tidak tertarik mendaki tangga karier tradisional. 

"Saya mencemaskan masalah karier," kata Kim Seymour, direktur masalah HR dari Etsy, sebagaimana dikutip Fortune.com. "Sebagai orang HR, saya khawatir dalam urusan karier dan pengembangan, dan siapa yang [berikutnya berkiprah]. Sebab, saya yakin bahwa [generasi pemimpin] selanjutnya takkan muncul dari kenyamanan." 

Namun, ada satu solusi yang kemungkinan telah diupayakan perusahaan untuk menarik minat para pegawai muda untuk kembali ke kantor. Jajak pendapat sama dari KPMG pun menemukan bahwa 90 persen CEO yang disurvei juga berencana memberikan imbalan kepada para karyawan yang mau kembali ke kantor dengan promosi dan kenaikan pangkat. 

Menurut para panelis survei, memberikan 'reward' kepada generasi pekerja termuda saat ini jauh lebih efektif ketimbang mengancam mereka dengan hukuman. 

"Saya tidak yakin Gen Z ini dapat disuruh-suruh," kata Maryam Banikarim, co-founder NYCNext, juga founder dan managing partner MaryamB, sekaligus moderator panel tersebut. 

Dia ingat baru saja berurusan dalam kemitraan nirlaba untuk New York City dalam upaya meremajakan salah satu bagian kota Manhattan dan membawa kembali para pekerja ke kantor. Dia menyadari para pemimpin perusahaan memakai mobil dinas untuk berkomuter rumah-kantor dan sebaliknya, dan meminta para pekerja lebih muda untuk melakukan kegiatan yang sama dengan transportasi umum. 


 

Kreativitas Roblox

Christina Wootton, Direktur Kemitraan Roblox, menyamakan kegiatan melibatkan diri dengan para pekerja dengan pelibatan audiens. Dia menggarisbawahi pentingnya manfaat unik yang dapat disodorkan kepada audiens yang tidak mereka dapatkan dari tempat lain. 

"Kira-kira sama dengan pemberi kerja atau manajer. Jika mereka datang ke kantor dan hanya duduk di mejanya, menulis serta membalas email, kenapa harus [ke kantor]?" kata Wootton. 

Para pemberi kerja justru dapat berfokus untuk menawarkan hal berbeda dari apa yang para pekerja bakal dapat dari bekerja dari rumah: apakah itu menghadiri seminar kepemimpinan, atau terlibat dalam tim lintas fungsi.
"Mungkin hal semacam itu tidak berlaku secara harian, tapi merupakan hal yang bagi mereka berbeda ketimbang [bekerja] dari rumah seorang diri," ujarnya. 

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

IDN Media Channels

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI