El Savador Menambang Bitcoin dengan Energi Panas Bumi

Solusi untuk penambangan kripto yang lebih bersih?

El Savador Menambang Bitcoin dengan Energi Panas Bumi
Shutterstock/SPF
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Presiden El Salvador, Nayib Bukele, pada bulan Juni mengatakan bahwa negara itu akan menggunakan panas bumi dari gunung berapinya untuk menambang Bitcoin.

Dikutip dari Reuters, Kamis (30/9) Bukele meminta perusahaan listrik geothermal milik negara, LaGeo, untuk mengembangkan rencana pembangunan fasilitas penambangan Bitcoin dengan memanfaatkan energi terbarukan dari gunung-gunung berapi. Wacana tersebut kini dibuktikan. Seperti apa tambang kripto dengan energi vulkanik?

Tambang kripto pertama dengan energi panas bumi

Twitter/NayibBukele

Tampaknya rencana tersebut, berjalan mulus. Proyek tersebut diumumkan pada Selasa (28/9), melalui akun Twitter @nayibbukele. Bukele juga mengatakan, bahwa El Salvador memulai proyek untuk menggunakan energi panas bumi—dari gunung berapi—untuk menambang Bitcoin. 

Dalam video berjudul “First steps" disertai dengan emoji gunung berapi, menunjukkan pusat data di hutan. Tampak pula seorang pekerja di dalam pusat yang menghubungkan kabel ke mesin penambangan Bitcoin.

Penambangan dilakukan melalui proses intensif energi menggunakan komputer mutakhir untuk memverifikasi transaksi di blockchain. Hingga kini, video berdurasi 25 detik itu menyita perhatian lebih dari 2,2 juta penonton.

Upaya membuat Bitcoin ramah lingkungan

Ilustrasi Bitcoin fisik. (Shutterstock/Kitti Suwanekkasit)

Penambangan Bitcoin kerap jadi sorotan karena dianggap tidak ramah lingkungan dan boros listrik—yang pada gilirannya, boros sumber daya seperti batu bara. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada masa depan bumi, apalagi di tengah ancaman perubahan iklim.

Namun, kini semakin banyak perusahaan pertambangan yang mencari energi bersih untuk menghasilkan aset kripto. Energi terbarukan dari gunung berapi mungkin bisa jadi solusinya karena dipandang bersih untuk menambang Bitcoin.

"Insinyur kami baru saja menginformasikan bahwa mereka menggali fasilitas baru yang akan menyediakan sekitar 95MW energi geothermal yang seratus persen bersin dan nol emisi dari gunung berapi kami," klaim sang presiden, dilansir dari Decrypt Kamis, (30/9).

Bukele juga mengatakan, perusahaan listrik milik negara El Salvador LaGeo akan menggunakan "sangat murah, 100 persen bersih, 100 persen terbarukan, 0 energi emisi dari gunung berapi kami" untuk menambang Bitcoin. 

Dilansir dari Coindesk Kamis, (30/9) penambangan ini hanya mewakili sebagian kecil dari energi yang berpotensi diambil dari gunung berapi El Salvador. Beberapa situs potensial justru terletak bermil-mil jauhnya dari pusat populasi, seperti San Salvador dan San Miguel.

Untuk menghubungkan lokasi tersebut dengan jaringan listrik akan membutuhkan pembangunan infrastruktur yang luas—sebagian besar dalam kondisi yang tidak ramah. Penambang Bitcoin, sebaliknya, dapat dipasang di situs terjauh sekalipun, dan terhubung ke blockchain Bitcoin secara nirkabel.

Karena adopsi Bitcoin terus berkembang, hal ini berpotensi untuk secara radikal mengubah logika pembangkitan energi, termasuk tingkat pemanfaatan “energi terdampar” seperti gunung berapi terpencil di El Salvador.

Langkah El Salvador cukup menggambarkan, di masa depan kemungkinan penambangan kripto memanfaatkan sumber energi terbarukan yang lebih murah dan ramah lingkungan dibanding bahan bakar fosil.

Resmi jadi mata uang El Salvador

Shutterstock/Tarasenko Andrey

Sejak Selasa, 7 September 2021  El Salvador resmi menjadi negara pertama yang menjadikan Bitcoin sebagai mata uang legal. Presiden Nayib Bukele mengatakan, pemberlakuan kebijakan ini menjadi sejarah baru bagi negara itu. Lembaga parlemen negara di Amerika Tengah itu pun setuju dengan langkah Bukele memberlakukan mata uang kripto.

Dalam pelaksanaannya, beberapa jam setelah status resmi Bitcoin di El Salvador tersebut, terjadi gangguan teknologi. Hal itu terjadi saat pemerintah El Salvador meresmikan aplikasi E-Wallet untuk penduduk dan seluruh pengguna untuk pertama kalinya.

Keputusan pemerintah El Salvador untuk melegalkan Bitcoin sebagai mata uang yang sah telah memantik aksi protes oleh warga. Awal September ribuan orang turun ke jalan untuk memprotes presiden. Peristiwa tersebut merupakan yang terbesar sejak Bukele mengambil alih kekuasaan pada awal 2019.

Tak semua menerima hukum Bitcoin El Salvador yang mewajibkan bisnis menerima pembayaran dalam Bitcoin, jika mereka memiliki teknologinya. Warga memang tidak harus menggunakannya, tetapi didorong untuk melakukannya oleh pemerintah. 

Selain itu, warga juga diarahkan menggunakan dompet negara, yang disebut Chivo. Bagi mereka yang mengunduhnya ke ponsel pintar akan diberi hadiah US$30 dalam bentuk Bitcoin. Orang-orang Salvador telah membagikan gambar di Twitter tentang hadiah cryptocurrency mereka sejak menggunakan dompet.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
11 Bahasa Tertua di Dunia, Ada yang Masih Digunakan
GoTo Lepas GoTo Logistics, Bagaimana Nasib GoSend?
BTPN Syariah Bukukan Laba Rp264 miliar di Kuartal I-2024
Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia