Naik 91%, Startup Lokal Banjir Suntikan Modal US$3,8 Miliar

Sektor fintech, logistik, dan e-commerce paling dilirik.

Naik 91%, Startup Lokal Banjir Suntikan Modal US$3,8 Miliar
Ilustrasi startup/Dok. Who is Danny
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan minat investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan rintisan (startup) di Indonesia. Terbukti aliran investasi yang masuk ke startup berbasis teknologi/digital justru mengalami pertumbuhan signifikan. Bahkan, jumlah startup dan total pendanaan jauh lebih tinggi dari masa sebelum pandemi. 

Hal ini ditunjukkan pada riset yang dilakukan oleh perusahaan digital PR, Scale PR. Riset tersebut  mencatat, terdapat 104 startup Indonesia yang memperoleh pendanaan sepanjang semester 1 2021.Capaian ini meningkat 40,5 persen dari 74 startup dari periode yang sama pada tahun 2020. Di samping itu, meningkat 53 persen dari periode sama tahun 2019. 

Total pendanaan mencapai US$ 3,8 miliar

Ilustrasi angel investor/Dok. Elnur

Total pendanaan yang diperoleh 104 perusahaan berbasis teknologi tersebut mencapai US$3,8 miliar, naik 91 persen dibandingkan total pendanaan sebesar US$2 miliar di semester pertama tahun 2020. Valuasi pendanaan ini juga naik 216 persen dari US$1,2 miliar semester pertama tahun 2019. 

Sektor financial technology (fintech), logistik, dan e-commerce menjadi tiga sektor andalan dan paling banyak dilirik bagi investor. Hal ini terlihat dari besarnya jumlah startup dan pendanaan yang mengalir di sektor tersebut. 

J&T Express urutan teratas

Dok. Scale PR

Perusahaan logistik J&T Express berhasil memperoleh pendanaan jumbo sekitar US$2 miliar pada April 2021. J&T Express didirikan oleh para mantan petinggi OPPO, yakni Jet Lee dan Tony Chen. Firma riset CBInsight pun menobatkan J&T Express sebagai perusahaan unicorn asal Indonesia pertama pada tahun 2021. Sektor logistik lainnya yang memperoleh pendanaan tinggi, yakni SiCepat Ekspres sebesar US$150 juta dan Shipper sebesar US$65 juta.  

Pendanaan terbesar kedua terbesar diperoleh perusahaan all-commerce Bukalapak. Sebelum melangkah menjadi perusahaan publik, Bukalapak telah mengantongi pendanaan sebesar US$234 juta dari perusahaan raksasa global Microsoft, perusahaan dana abadi GIC, Emtek Group, BRI Ventures, dan Mandiri Capital Indonesia.  

Sektor fintek mendominasi startup terbanyak meraih pendanaan

Jirsak/Shutterstock

Adapun fintek mendominasi jumlah startup terbanyak yang mendapat pendanaan. Setidaknya 30 fintek memperoleh pendanaan dengan total sebesar US$ 648,28 juta. 

Dua platform investasi berada di puncak pendanaan pada sektor fintek, yakni Bibit dan Ajaib, masing-masing sebesar US$95 juta dan US$90 juta untuk Seri B dan Seri A. Dengan perincian, Bibit memperoleh dua kali guyuran dana sepanjang semester pertama tahun 2021. Pertama pada Januari 2021 sebesar US$30 juta pada putaran Seri B. Selanjutnya, pada Mei 2021 sebesar US$65 juta. 

Sementara Xendit, fintek yang mendukung infrastruktur pembayaran, yang belum lama ini bergelar “Unicorn” juga memperoleh pendanaan sebesar US$64,6 juta untuk putaran Seri B di triwulan pertama tahun ini.

Indonesia punya potensi besar ciptakan unicorn

Ilustrasi startup unicorn. Shutterstock/fatmawati achmad zaenuri

Pada triwulan kedua 2021, para investor juga melirik sektor e-commerce di Indonesia, di mana sektor ini memperoleh total pendanaan mencapai hampir senilai US$600 juta. Pendanaan ini menjadi yang tertinggi di antara sektor lainnya.

Selain Bukalapak, platform agritech Tanihub memperoleh dana segar sebesar US$65,5 juta pada putaran Seri B. Adapun marketplace beautycare Sociolla memperoleh pendanaan sebesar US$56,5 juta.

Laporan CB Insights pada Juli 2021 bertajuk ‘The Complete List of Unicorn Companies’ menunjukkan, saat ini Indonesia memiliki tujuh unicorn. Gojek masih menjadi satu-satunya decacorn di Indonesia dengan valuasi lebih dari 10 miliar dolar AS. J&T menyusul di bawahnya sebagai unicorn dengan valuasi sebesar US$7,8 miliar.

Tokopedia dan Bukalapak tercatat memiliki valuasi masing-masing sebesar tujuh miliar dolar AS dan US$3,5 miliar. Sedangkan, valuasi OVO diperkirakan sebesar US$2,9 miliar dan OnlinePajak dengan valuasi sebesar US$1,7 miliar atau sekitar Rp24,63 triliun (kurs Rp14.493/dolar).

Terbaru Xendit, perusahaan infrastruktur pembayaran mengumumkan perolehan pendanaan Seri-C senilai Rp2,1 triliun atau setara US$150 juta.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan