Perlu Dukungan Teknologi untuk Transformasi Sistem Pendidikan Digital

Banyak hambatan dalam proses hybrid learning selama pandemi.

Perlu Dukungan Teknologi untuk Transformasi Sistem Pendidikan Digital
Ilustrasi hybrid learning. Shutterstock/Maria Symchych
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pandemi Covid-19 mengakselerasi transformasi digital di Indonesia, termasuk di sektor pendidikan. Proses pembelajaran pun bersalin rupa, dari tatap muka menjadi metode hybrid learning

Untuk beradaptasi dan mencapai cakap digital, tentu tidak mudah baik bagi guru maupun peserta didik. Menurut studi yang dilakukan oleh Lenovo Indonesia, 30 persen guru merasa kesulitan untuk menyesuaikan dengan platform pembelajaran. Hal ini pun dapat berdampak pada interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar.

Apa yang menjadi kendala dan bagaimana solusi bersama untuk mengatasinya?

Kemampuan guru menentukan dalam transformasi pembelajaran

Direktur Guru Pendidikan Dasar Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Rachmadi Widdiharto, mengatakan pandemi membuat guru harus bisa maksimal memanfaatkan media pembelajaran digital. Oleh karena itu, bekal literasi digital amat penting dimiliki para guru saat ini.

Kemendikbudristek mendorong guru berkolaborasi melalui berbagai program yang telah diluncurkan. Sejumlah kebijakan pendidikan yang telah diluncurkan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas guru di Tanah Air.

"Seperti Guru Penggerak, Guru Berbagi, dan Guru Belajar, bertujuan agar guru saling berkolaborasi untuk berbagi ide dan praktik baik, " ujarnya dalam webinar “Menuju Transformasi Pendidikan Indonesia Melalui Kecakapan Digital”, Rabu (15/12).

Ia mengatakan, target sejumlah program tersebut, yaitu mendukung proses pembelajaran campuran dan meningkatkan kecakapan digital di masa mendatang. Program-program yang diterbitkan juga untuk mendukung transformasi pendidikan melalui pembelajaran digital.

Menanggapi hal ini, Ketua Yayasan Guru Belajar, Bukik Setiawan mengatakan guru perlu menerapkan kemerdekaan dalam mengajar. Guru Merdeka Belajar dimulai dari ekosistem, sekolah, hingga kelas yang 'merdeka'.

"Meskipun ada pengawas sekolah, ada kepala sekolah, seberapa sering sih mereka datang memantau. Semua tergantung perilaku dan kebiasaan, serta kemampuan guru untuk menerapkan kondisi guru Merdeka Belajar, " kata Bukik.

Perlu dukungan teknologi

Bukik menyampaikan, Guru Merdeka Belajar membutuhkan peran teknologi agar berujung pada adanya transformasi pembelajaran. Transformasi harus dimulai dengan pembelajaran Merdeka Belajar, kemudian masuk ke integrasi digital melalui teknologi yang adaptif, selanjutnya dokumentasi dan publikasi praktik baik.

"Nah dokumentasi praktik ini membutuhkan teknologi informasi yang terbaik untuk mendokumentasikan berbagai pembelajaran Guru Merdeka Belajar ini agar dapat terdokumentasikan hasilnya dan jadi bahan evaluasi ke tahap berikutnya," ujarnya.

Menjawab hal ini, General Manager Lenovo Indonesia, Budi Janto mengungkapkan pihaknya turut menghadirkan solusi teknologi yang inovatif. Tidak hanya membuat pengajaran lebih efektif bagi guru, tetapi juga mendorong kolaborasi antara pendidik, siswa, dan pelaku industri di pasar.

“Sektor ini menjadi fokus Lenovo di Indonesia. Karenanya kami mencoba menjawab tantangan pendidikan saat ini dengan menyediakan solusi teknologi yang menyediakan ruang kelas kolaboratif sekaligus melindungi guru dan murid dari kejahatan siber akibat peningkatan penggunaan teknologi pada masa ini,” tuturnya.

Budi menambahkan, Lenovo memperkenalkan solusi cerdas yang mendukung transformasi digital di Indonesia untuk tingkat SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Seperti LanSchool, yakni perangkat lunak manajemen kelas berbasis cloud yang menyediakan ruang digital untuk membuat pembelajaran lebih interaktif antara guru dan siswa.

Selain solusi pendidikan, Lenovo aktif menyelenggarakan Lenovo Education Program, serta menggandeng Semua Murid Semua Guru untuk memberikan serangkaian pelatihan yang ditujukan untuk guru dan pendidik dalam beradaptasi dengan pembelajaran online.

Guru harus mengembangakan diri dan berkolaborasi

Tak hanya solusi teknologi, hal lain yang lebih penting adalah kolaborasi. Bukik mengimbau para guru harus berkolaborasi dalam ekosistem Guru Merdeka Belajar agar maju bersama.

“Guru tak boleh terjbak dalam urusan administrasi, apalagi tidak berkolaborasi dalam mengembangkan diri,” katanya.

Namun, menurutnya pemerintah harus bisa menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung kolaborasi. Dalam hal ini, guru tidak berkompetisi, tetapi saling melengkapi satu dengan yang lain.

Senada dengan itu, Ketua Jaringan Semua Guru dan Semua Murid, Ivan Ahda, mengatakan untuk menuju transformasi pendidikan Indonesia, perlu adanya kerja bersama dari berbagai pihak. 

"Transformasi ini tidak bisa dikerjakan sendiri. Perlu kolaborasi untuk mempercepat prosesnya. Kita semua harus ambil peran karena pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama," kata Ivan.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M