Barang Komplementer: Pengertian, Ciri-ciri, dan Jenisnya

Barang komplementer disebut juga barang pelengkap.

Barang Komplementer: Pengertian, Ciri-ciri, dan Jenisnya
Ilustrasi tas palsu dari merek ternama. Shutterstock/geogif
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE –  Barang komplementer disebut juga barang pelengkap. Barang komplementer sering digunakan atau dikonsumsi bersamaan dengan barang lainnya. Barang komplementer akan bermanfaat jika digunakan bersamaan dengan barang pasangannya. 

Beberapa contoh barang komplementer yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu mobil dengan bensin, radio dengan baterai, kompor dengan gas, dan lainnya.

Berdasarkan contoh di atas, dapat dilihat bahwa barang komplementer perlu dimanfaatkan bersamaan dengan barang lain. Dengan begitu, nilai dari kedua barang tersebut akan semakin meningkat.

Untuk mengetahui informasi lebih lengkap tentang barang komplementer. Simak informasi berikut:

Pengertian barang komplementer

Secara singkatnya, barang komplementer adalah barang yang fungsinya atau fungsi penggunaannya pasti terkait dengan barang atau produk yang lain. Bisa juga dimaknai sebagai dua barang yang berpasangan yang mana keduanya saling melengkapi.

Jika dibaca dari pengertian ini, tentunya produk komplementer adalah produk yang di antara produk A dengan produk B terjadi saling ketergantungan satu sama lain. Sehingga dari segi kebutuhan kedua produk tersebut sama dibutuhkan.

Sedangkan dari segi permintaan, tentunya produk komplementer memengaruhi terjadinya permintaan produk satu sama lain di pasar. Karena tidak mungkin konsumen hanya membeli satu barang saja, dengan meninggalkan pasangannya.

Jika disimpulkan dari uraian di atas maka pengertian barang komplementer adalah sebuah barang yang memiliki nilai permintaan lebih tinggi jika memiliki fungsi penggunaan selalu terkait dengan barang yang lainnya.

Ciri-ciri barang komplementer

Tidak semua barang dapat disebut sebagai barang komplementer. Ada beberapa ciri yang harus dipenuhi barang tersebut agar dapat disebut barang komplementer.

Ciri-ciri tersebut yang membedakan barang komplementer dengan barang substitusi. 

1. Kedua barang harus berpasangan

Barang komplementer harus memiliki hubungan dengan barang yang lain. Hal tersebut menyebabkan barang komplementer harus berpasangan dengan barang yang lainnya.

Apabila produk A memiliki ketergantungan dengan produk B, produk A bisa disebut dengan barang komplementer. Jika tidak ada produk pasangan, maka produk komplementer tidak bisa digunakan dengan baik. Contoh barang komplementer adalah radio dengan baterai, mobil dengan bensin, dan lainnya.

2. Memiliki nilai yang lebih kecil

Pada dasarnya, nilai barang komplementer lebih kecil ketimbang barang lain. Nilai barang komplementer akan bertambah jika dipasangkan dengan barang yang telah menjadi pasangannya.

Poin ini juga yang menjadi alasan mengapa barang komplementer dapat memengaruhi permintaan di pasarnya. Itu karena fungsinya yang maksimal sudah digunakan bersama dengan barang pasangannya, sehingga permintaan pasar semakin meningkat.

3. Tidak dapat berfungsi maksimal

Barang komplementer yang berpasangan dengan barang lainnya akan berfungsi dengan maksimal. Namun, ketika barang komplementer tidak dengan pasangannya, barang tersebut tetap bisa digunakan walaupun tidak maksimal.

Contohnya televisi dan remote control. Apabila menggunakannya, televisi bisa berfungsi dengan maksimal. Namun, jika tidak ada remote control, televisi bisa digunakan dengan menggunakan tombol yang tersedia

Jenis barang komplementer

  • Barang komplementer yang kuat

Jenis  yang pertama adalah barang komplementer yang kuat, yaitu memiliki hubungan erat dengan barang utama.

Keterikatan antara kedua barang ini akan menambah nilai fungsi dan manfaatnya. Jadi, keberadaan barang pelengkap akan mempengaruhi fungsi barang utama, begitu pun sebaliknya.

Misalnya, hubungan antara DVD Player dan kaset DVD yang harus saling melengkapi satu sama lain agar keduanya bisa berfungsi secara maksimal.

  • Barang komplementer lemah

Selanjutnya adalah barang komplementer yang lemah, sehingga tidak selalu berkaitan.

Misalnya, roti dan selai. Ketika mengonsumsi roti, tidak ada keharusan bagi kita untuk mengoleskan selai, karena masih ada barang pelengkap lain yang nilainya sama dengan selai, misalnya mentega atau susu.

Related Topics

Barang Komplementer

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi