Begini Perbedaan Pertalite dan Pertamax yang Perlu Diketahui

RON 90 untuk Pertalite dan BBM RON 92 buat Pertamax.

Begini Perbedaan Pertalite dan Pertamax yang Perlu Diketahui
Ilustrasi : petugas SPBU Pertamina sedang mengisi BBM. Dok. Pertamina
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Pertamina (Persero) memiliki dua jenis bahan bakar minyak (BBM) yang menjadi incaran konsumen, di antaranya adalah BBM dengan spesifikasi RON 90 yakni Pertalite, dan BBM RON 92 yaitu Pertamax.

Setiap pengendara perlu untuk mengetahui perbedaan Pertamax dan Pertalite untuk mencocokkan dengan kendaraan yang dimiliki. Hal ini untuk menghindari agar tidak salah dalam memilih bahan bakar untuk kendaraannya.

Sebetulnya, untuk mobil dan motor keluaran terbaru dengan mesin kapasitas tinggi sudah seharusnya menggunakan Pertamax karena memberikan performa yang lebih baik pada mesin dibandingkan dengan Pertalite.

Berikut ini beberapa perbedaan bensin Pertamax dan Pertalite yang perlu diketahui.

1. Nilai oktan

Anda dapat membedakan Pertalite dengan Pertamax melalui nilai oktannya. Dari segi oktan, Pertalite sendiri memiliki RON (Research Octane Number) 90 dan sedangkan Pertamax memiliki RON 92. 

Nilai oktan pada bahan bakar sendiri berfungsi untuk menunjukkan besar tekanan yang biasanya diberikan sebelum pembakaran bahan bakar secara spontan pada mesin. Semakin tinggi nilai oktan yang dimiliki bahan bakar, maka bahan bakar akan memiliki waktu lebih lama untuk terbakar.

Pada umumnya, setiap perusahaan yang memproduksi kendaraan akan mengeluarkan dan menetapkan nilai minimum RON untuk setiap kendaraan yang diproduksi. Kendaraan dengan kompresi tinggi akan lebih cocok menggunakan bahan bakar dengan oktan yang tinggi.

2. Warna cairan

Ilustrasi: Petugas SPBU sedang mengisikan Pertalite ke mobil konsumen. (Dok. Pertamina)

Anda juga dapat membedakan karakteristik bahan bakar melalui warna cairannya karena setiap jenis bahan bakar memiliki warna cairannya masing-masing. Lantas apa perbedaan warna Pertamax dan Pertalite?

Pada umumnya, bahan bakar Pertalite akan memiliki warna hijau, sedangkan Pertamax 92 memiliki warna biru, dan Pertamax Turbo sendiri memiliki karakteristik warna merah.

Sebelum diedarkan dan masih berada di sumber kilang minyak BBM, produk tidak memiliki warna sama sekali. Namun, untuk memudahkan para pengguna kendaraan, tiap jenis bahan bakar akhirnya diolah kembali dan diberi pewarna untuk memudahkan pembedaannya.

Perlu Anda ketahui, selain untuk dijadikan tanda, ternyata warna cairan pada bahan bakar sendiri juga sangat berpengaruh pada kinerja mesin kendaraan. Hal tersebut karena bahan bakar yang dibuat tanpa bahan pewarna akan menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna.

3. Kompresi mesin

Perbedaan dari bahan bakar Pertalite dan juga Pertamax yang lain yaitu dilihat dari kompresi mesin. Bahan bakar Pertamax diproduksi untuk mesin kendaraan yang memiliki kompresi di atas 10:1 hingga 10,9:1. Namun, perlu Anda ketahui bahwa bahan bakar Pertamax sendiri juga berada di bawah Pertamax Plus.

Sedangkan Pertalite dapat ditujukan untuk kompresi di bawah Pertamax, biasa digunakan untuk kompresi di bawah 9:1 hingga 10:1. Walaupun begitu, Pertamax tetap memiliki kandungan yang hampir sama dengan Pertalite. Memiliki kandungan zat aditif seperti antikarat, pembersih, dan juga zat untuk menjaga kemurnian bahan bakar dari air atau demulsifier.

Perlu Anda ketahui, kandungan zat aditif yang terkandung dalam bahan bakar sendiri memiliki kemampuan dalam membersihkan endapan kotoran yang dihasilkan oleh mesin. Dengan adanya zat aditif sendiri, maka mesin kendaraan akan lebih awet. Selain itu, zat yang terkandung pada Pertalite maupun Pertamax mampu menjaga mesin agar tidak mudah berkarat.

4. Harga

Seorang petugas SPBU sedang mengisi BBM pelanggan. (Dok. Pertamina)

Dari segi harga, Pertalite dan Pertamax juga berbeda. Itu wajar karena semakin tinggi nilai oktan pada suatu bahan bakar, maka harga jual bahan bakar tersebut juga akan semakin tinggi.

Harga Pertalite saat ini Rp10.000 per liter dari yang sebelumnya Rp7.650 per liter. Kemudian, Pertamax juga mengalami kenaikan harga. Pertamax kini dihargai kurang dari Rp14.000 per liter dari yang awalnya Rp14.500.

Maka dari itu, dapat Anda ketahui bahwa bahan bakar Pertamax memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pertalite. Dengan begitu, Anda dapat menyesuaikan jenis bahan bakar yang akan digunakan untuk kendaraan Anda.

5. Tingkat polusi

Setiap bahan bakar tentunya memiliki tingkat polusi yang berbeda-beda. Hal tersebut biasanya bergantung pada kualitas bahan bakarnya. Untuk itu, Anda sebagai pemilik kendaraan perlu memperhatikan bahan bakar yang Anda pilih.

Pada umumnya, tingkat polusi yang dihasilkan dari bahan bakar akan bergantung pada nilai oktannya. Semakin tinggi nilainya, akan semakin kecil pula polusi yang dihasilkan. Maka dari itu, tidak mengherankan jika Pertalite memiliki polusi lebih besar dibandingkan dengan Pertamax.

Tingkat polusi yang dimiliki tiap jenis bahan bakar biasanya dihasilkan karena kualitas bahan bakar itu sendiri. Seperti halnya Pertamax yang kualitasnya baik, bahan bakar tersebut jelas akan menghasilkan polusi lebih sedikit. Sedangkan Pertalite memiliki kualitas di bawah Pertamax, maka polusi yang dihasilkan akan lebih banyak dibandingkan dengan bahan bakar Pertamax.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan