Ekspor Senjata AS Turun 21 persen Jadi US$138 Miliar, Apa Sebabnya?

Amerika Serikat jual alat militer ke Australia dan Israel.

Ekspor Senjata AS Turun 21 persen Jadi US$138 Miliar, Apa Sebabnya?
Pixabay/Wikilimages
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat melaporkan penjualan peralatan militer kepada pemerintah asing menurun 21 persen menjadi US$138 miliar pada kuartal III-2021. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya berhasil mencapai US$175 miliar.

“Pada triwulan ketiga, Pemerintah AS berhasil menjual helikopter serang AH-64E Apache senilai US$3,5 miliar kepada Australia, dan helikopter CH-53K senilai US$3,4 miliar ke Israel,” demikian keterangan Departemen Luar Negeri AS seperti dikutip Reuters, Kamis (23/12).

Penurunan terjadi setelah ada penjualan besar dari jet tempur dan peluru kendali di tahun terakhir pemerintahan Donald Trump. Pada 2020, AS berhasil menjual 63 unit jet tempur F-35 dari Lockheed Martin kepada Jepang, yang menyumbang penjualan US$23 miliar.

Turunnya penjualan senjata kepada pemerintah asing dikarenakan kebijakan pemerintahan Presiden Joe Biden saat ini akan beralih dari menjual senjata ofensif ke Arab Saudi. Kemudian, pihaknya juga sedang mengevaluasi kebijakan ekspor senjata dengan mempertimbangkan hak asasi manusia, dan akan mengumumkannya segera.

Cara beli senjata dengan Amerika Serikat

Ada dua cara utama pemerintah asing untuk membeli senjata dari perusahaan AS. Pertama dengan penjualan komersial langsung, yakni dengan negosiasi antara pemerintah dan perusahaan. Kemudian, pemerintah negara lain akan menghubungi pejabat Departemen Pertahanan di kedutaan AS di ibu kotanya guna melakukan transaksi.

Lalu cara kedua adalah dengan meminta persetujuan langsung dengan pemerintah Amerika Serikat.

Pada periode kuartal III-2021, penjualan alat militer langsung yang dilakukan oleh perusahaan AS turun 17 persen menjadi US$103 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu mencapai US$124 miliar.

Sementara, penjualan yang diatur langsung melalui pemerintah AS turun 31 persen dari tahun sebelumnya mencapai US$50,8 miliar.

Pada 2018, pemerintahan Trump sebenarnya meluncurkan program "Buy American". Saat itu, AS telah melonggarkan pembatasan penjualan alat militer sambil mendorong pejabatnya untuk mengambil peran yang lebih besar dalam meningkatkan bisnis di luar negeri untuk industri senjatanya.

Related Topics

Militer

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M