Fenomena Jual Rugi Melanda Pasar Sekunder Apartemen

Banyak apartemen second dijual di bawah harga pasaran.

Fenomena Jual Rugi Melanda Pasar Sekunder Apartemen
Ilustrasi apartemen di Jakarta. Shutterstock/CAHYADI SUGI
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Saat ini banyak pemilik apartemen menjual murah unit propertinya hingga jauh di bawah harga pasaran. Jika menengok situs jual beli properti, tidak sulit menemukan unit apartemen yang dilepas pada rentang Rp100 juta hingga Rp200 juta. 

Menurut Senior Associate Director Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, fenomena ini terjadi karena sektor apartemen tengah dirundung kelesuan menyusul jumlah penyewa yang turun drastis. Karena itu, ketimbang menanggung biaya pemeliharaan, pemilik rela menjual rugi apartemennya. 

“Itu memang fenomena yang sangat bisa sekarang ini. karena daripada uangnya mati (tidak berputar) di situ, jadi mereka berpikir mending dijual. Apalagi ekonomi juga begini. Itu mungkin pertimbangan mereka untuk jual. Bisa dibilang jual rugi,” kata dia kepada Fortune Indonesia, Rabu (12/10).

Ferry mengatakan kelesuan di sektor apartemen sebenarnya telah terjadi sejak masa sebelum pandemi Covid-19 melanda. Dia menyebut itu periode ketika tingkat penjualan dan penyewaan mulai menurun. Status pemilik apartemen yang kebanyakan adalah investor, atau memiliki sebagai bagian dari langkah investasi, akhirnya berkontribusi pada membanjirnya stok di pasar sekunder.

“Jadi, sebenarnya saya lihat dengan kondisi ekonomi begini orang butuh cash, karena ada istilah cash is king. Mereka mikir dari pada uangnya mati di sini (apartemen), mending dijadiin duit dan duit itu bisa diputar lagi ke usaha lain yang lebih menjanjikan,” ujarnya.

Ferry tidak dapat memastikan kapan gejala ini akan berakhir. Namun, bagi pasar sekunder, katalisnya adalah jika kegiatan perekonomian telah mulai meningkat. Dengan begitu, peminat apartemen juga diproyeksi bakal bertambah.

“Kalau kegiatan perkantoran normal lagi, itu membuat pasar sewa itu akan bergerak lagi dan banyak butuh tempat tinggal dan sewa. itu yang buat market bagus, dan harga kembali normal,” katanya.

Pasar primer pun lesu

Hingga kuartal III-2022, baru ada satu pengembangan di pasar primer yang menyelesaikan proyek apartemennya, kata Ferry. Padahal, tahun ini masih ada 10 proyek lagi yang pembangunannya masih berjalan. Dengan lesunya pasar properti, diperkirakan para pengembang pun menunda penyelesaian pembangunannya.

“Mereka tunda dulu, tidak buru-buru launching produk karena kondisinya belum baik,” ujarnya. Dalam laporan terbarunya, Colliers Indonesia memperkirakan 37 persen dari total penyelesaian 6.019 unit mesti ditunda.

Dalam situasi sekarang saat ini, Ferry melihat para pengembang sedang menunggu waktu yang tepat untuk meluncurkan apartemennya mengingat adanya kenaikan harga bahan baku dan peningkatan biaya konstruksi.

Sebab, para pengembang tidak mungkin melakukan penurunan harga pada unit yang akan mereka jual.

“Oleh karena itu, pengembang mungkin perlu mengelola strategi penetapan harga mereka karena pasar sekarang lebih sensitif terhadap harga daripada sebelumnya,” katanya.

Untuk pasar primer, menurut Ferry, yang dapat menjadi katalis penjualan adalah perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP), yang telah selesai pada akhir September lalu.

“Mungkin [insentif itu] bisa bantu angkat penjualan. [Katalis] kedua, salah satu [insentif yang] menarik itu bisa menjamin uang yang diinves di apartemen beri imbal hasil yang menarik,” ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

17 Film Termahal di Dunia, Memiliki Nilai yang Fantastis
Rumah Tapak Diminati, Grup Lippo (LPCK) Raup Marketing Sales Rp325 M
Bea Cukai Kembali Jadi Samsak Kritik Warganet, Ini Respons Sri Mulyani
Ada Modus Bobol Akun Bank via WhatsApp, Begini Cara Mitigasinya
Melonjak 109%, Bank Raya Kantongi Laba Rp9,16 Miliar
Stanchart: Kemenangan Prabowo Tak Serta Merta Tingkatkan Investasi