GIAA Kembalikan Pesawat Jumbo ke Lessor Guna Restrukturisasi Utang

Garuda Indonesia masih dalam masa PKPU selama 60 hari.

GIAA Kembalikan Pesawat Jumbo ke Lessor Guna Restrukturisasi Utang
ANTARA/Muhammad Iqbal
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Garuda Indonesia (GIAA) mengembalikan satu pesawat tipe Boeing 777-300 ER kepada lessor atau penyedia jasa sewa pesawat. Pengembalian pesawat tersebut menindaklanjuti kesepakatan negosiasi early termination atau percepatan pengembalian armada dengan salah satu lessor Garuda Indonesia, Altavair.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan pesawat B77-300 ER dengan nomor registrasi PK-GIE diberangkatkan pukul 16:00 WIB dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta menuju Victorville, California.

“Pengembalian armada B777-300 ER yang kedua direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Maret 2022,” kata Irfan dalam keterangan tertulis, Senin (14/2).

Menurutnya, perseroan akan tetap intensif bernegosiasi dengan lessor lain, khususnya dalam mempercepat pengembalian armada yang mengacu pada aspek legalitas dan kepatuhan.

“Pengembalian pesawat untuk mengoptimalkan strategi restrukturisasi armada sebagai langkah transformasi bisnis dan pemulihan kinerja,” ujarnya. “Kesepakatan ini menjadi sinyal positif bagi pemulihan kinerja Garuda Indonesia, yang dicapai dengan negosiasi dan komunikasi dengan mengedepankan kepentingan seluruh pihak".

Sinyal optimisme pemulihan

Pengembalian unit Boeing itu memantik optimisme tersendiri bagi GIAA di tengah penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) yang akan berakhir pada Maret 2022.

Dipulangkannya pesawat berbadan lebar ini juga merupakan bagian dari proses restrukturisasi utang yang membelit Garuda Indonesia. Biaya sewa pesawat Garuda tercatat menjadi yang paling mahal di dunia dan membebani keuangan perseroan.

Ada 4 lessor setujui restrukturisasi

Dari total 35 lessor yang menuntut pelunasan utang, telah ada 4 lessor besar menyetujui proposal restrukturisasi yang diajukan GIAA. Empat lessor tersebut menyetujui proposal restrukturisasi utang senilai Rp198 triliun.

Menurut Menteri BUMN, Erick Thohir, Garuda Indonesia harus mendapatkan tiga tambahan lessor. Dalam hitungannya, bila tiga lessor memberikan dukungan tambahan, maka persentasenya akan menjadi mayoritas lessor menyetujui restrukturisasi.

Utang Garuda Indonesia

Saat ini, total utang mencapai US$9,8 miliar kepada lebih dari 800 entitas. Total pendapatan GIAA selama pandemi, dibandingkan dengan 2019, turun hampir 70 persen sehingga memaksa margin operasional bertengger di teritori negatif 70 persen.

Selain itu, perseroan juga mencatatkan nilai ekuitas negatif US$3 miliar atau Rp42,9 triliun karena penurunan pendapatan lebih besar dibandingkan dengan penurunan biaya.

 

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M