Indonesia Telah Rampungkan 23 Perjanjian Dagang

Indonesia rampungkan perjanjian dagang dengan negara lain.

Indonesia Telah Rampungkan 23 Perjanjian Dagang
Kendaraan melintas di dekat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (17/10/2021). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nz
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga, mengatakan hingga November 2021 Indonesia telah menyelesaikan 23 perjanjian dagang dari berbagai level seperti FTA (free trade agreement), Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

“Itu sudah masuk tahap signing, tahap ratifikasi dan juga tahap implementasi,” katanya saat sosialisasi hasil perundingan IE-CEPA yang disiarkan secara virtual, Senin (29/11).

Dia bilang masih terdapat 13 perjanjian perdagangan lainnya dalam tahap penyelesaian, di antaranya Indonesia-European Union CEPA, Indonesia-Turkey CEPA, serta Indonesia–Iran PTA. Kemudian, ada juga Indonesia–Canada CEPA, Indonesia–UEA CEPA, Indonesia–Morocco PTA, Indonesia–Mauritius PTA, Indonesia–Tunisia PTA hingga Indonesia–Bangladesh PTA.

Ekspor RI bebas bea masuk ke negara anggota EFTA

Dengan berlakunya Indonesia-European Free Trade Association Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA) sejak 1 November 2021, para pelaku usaha didorong untuk memanfaatkannya. Sebab, lewat perjanjian dagang ini 7 ribu jenis produk Indonesia tak akan dikenakan tarif oleh negara EFTA.

EFTA merupakan suatu organisasi ekonomi di Eropa yang beranggotakan Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss. “Kalau ekspor pedagang Indonesia masukin barangnya itu tidak dikenakan tarif. Ini efiesien, ekonomis dan bermanfaat,” ujarnya.

Surplus tertinggi dalam 10 tahun terakhir

Jerry pun mengatakan neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus pada Oktober 2021 sebesar US$5,73 miliar. Capaian tersebut ditopang surplus neraca nonmigas sebesar US$ 6,61 miliar. Di sisi lain, neraca migas mengalami defisit US$0,87 miliar. Secara akumulatif, surplus neraca perdagangan periode Januari hingga Oktober 2021 mencapai US$ 30,81 miliar.

“Jadi kalau ada yang bilang di luar sana ekspor kita enggak kuat, ekspor kita lemah, enggak maksimal, tidak tepat. Yang betul adalah ini,” ujarnya.

Dia mengatakan, neraca dagang Indonesia saat ini telah mencetak rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir. 

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M