Jaga Inflasi di Bawah 7 Persen, Luhut Minta Budi Daya Pangan di Rumah

Inflasi Juli 2022 mencapai 4,94 persen secara tahunan.

Jaga Inflasi di Bawah 7 Persen, Luhut Minta Budi Daya Pangan di Rumah
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan saat konferensi pers soal penyaluran minyak curah di Bali, Jumat (10/6).
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan semua pihak mesti kompak dalam menghadapi inflasi atau kenaikan harga yang terjadi belakangan.

Menurutnya, inflasi menjadi tantangan yang patut diwaspadai oleh pemerintah pusat dan daerah. “Sekarang bagaimana hadapi inflasi supaya bisa kita maintain di bawah tujuh persen,” katanya dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2022, Selasa (30/8).

Pada Juli 2022, inflasi mencapai 4,94 persen secara tahunan. Itu disebabkan komponen harga bergejolak (volatile food) mencapai 11,47 persen, terutama akibat lonjakan harga pangan seperti cabai rawit dan telur ayam.

Merujuk kondisi tersebut, Luhut meminta kepala daerah untuk menyosialisasikan kepada warganya agar dapat membantu menanam atau mengembangkan bahan-bahan pokok secara mandiri di rumah masing-masing.

Dia mengatakan rakyat dapat berperan meredam inflasi dengan menanam sendiri sejumlah komoditas pangan, seperti cabai merah, bawang merah, cabai rawit, dan tomat yang menjadi penyumbang inflasi terbesar.

Luhut berbagi pengalaman saat masih aktif menjadi TNI. Ketika menjadi Komandan Komando Resor Militer 081 di Madiun, Jawa Timur, dia memerintahkan anak buahnya untuk menanam sayuran secara hidroponik.

"Ayo, teman-teman, kita semua bersama-sama menjaga inflasi. Jangan pakai yang terlalu canggih-canggih. Pokoknya dia enggak kekurangan bawang, enggak kekurangan cabai rawit, telur ayam, daging ayam," ujar Luhut.

Tegur pemda di Sumatra

Luhut mengatakan daerah penyumbang inflasi terbesar adalah Sumatra, dengan laju melebihi 4 persen. Karenanya dia menegur para kepala daerah, mulai dari gubernur, wali kota, hingga bupati lantaran harga komoditas seperti cabai merah melambung tinggi.

Kota di Sumatra yang mengalami inflasi tertinggi adalah Jambi, yakni mencapai 6,96 persen. Kondisi ini dipicu inflasi cabai merah yang mencapai 2,02 persen, bawang merah 0,46 persen, angkutan udara 0,60 persen, hingga bahan bakar rumah tangga (LPG) 0,48 persen.

Sementara itu, posisi kedua dengan laju inflasi tertinggi dipimpin oleh Bungo sebesar 6,93 persen. Hal ini disebabkan oleh komoditas cabai merah, bawang merah dan bahan bakar rumah tangga yang mengalami kenaikan.

“Kalau ada pemerintah daerah dari Sumatera, Jambi, Bungo, Kotabaru, Baubau, Bulungan, Padang dan lainnya, di tempat Anda itu paling banyak terjadi inflasi,” ujarnya.

Tidak hanya itu, 20 kota lainnya di Sumatera juga mengalami inflasi tinggi yang berasal dari komoditas cabai merah pada periode Januari hingga Juli 2022. Untuk itu, ia meminta agar pemda dapat mendorong masyarakat menanam cabai sendiri dan menggunakan dana desa untuk mengendalikan inflasi dari bahan pangan.


 

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M