Jokowi Bawa Pulang Komitmen Investasi US$5,2 Miliar dari Jepang

Pemerintah berkomitmen menciptakan iklim usaha kondusif.

Jokowi Bawa Pulang Komitmen Investasi US$5,2 Miliar dari Jepang
Presiden Joko Widodo dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia saat bertemu dengan 10 perusahaan besar Jepang di Tokyo, Jepang, Rabu (27/7). (Dok. BKPM).
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko Widodo mengantongi komitmen investasi US$5,2 miliar atau sekitar Rp77,7 triliun dari kunjungannya ke Jepang. 

Di sana Jokowi bertemu petinggi sepuluh perusahaan besar yang memiliki rencana perluasan investasi ke Indonesia didampingi Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. 

Jokowi, dalam keterangannya (27/7), mengatakan pemerintah Indonesia akan terus berkomitmen menciptakan iklim usaha yang kondusif dan ramah bagi para pelaku usaha. Selain itu, pemerintah akan memberikan dukungan berupa pelayanan percepatan perizinan berusaha, pemberian insentif, dan berbagai kemudahan serta pengawalan terhadap realisasi investasi. 

Bahlil berharap agar investasi perusahaan asal Jepang dapat berjalan dengan lancar. “Kami tawarkan peluang emas bagi para investor Jepang untuk berinvestasi di Indonesia guna meningkatkan ketahanan rantai pasok bagi masyarakat Indonesia dan Jepang di masa depan,” katanya. 

Rentetan perusahaan Jepang dengan investasinya

Beberapa perusahaan yang hadir menyampaikan minat untuk menanamkan modal di Indonesia adalah Toyota Motor Corp dalam hal kendaraan berbasis hybrid; Sojitz Corp di bidang proyek methanol bekerja sama dengan PT Pupuk Indonesia; Mitsubishi Corp di bidang industri otomotif dan polyester film; Mitsubishi Motors Corp di bidang industri otomotif; Mitsubishi Chemical Corp di bidang industri polyester film; Denso Corp yang ingin merelokasi usahanya dari Amerika di bidang industri suku cadang kendaraan roda empat.

Selanjutnya, Toyota Shusho di bidang pengelolaan Pelabuhan Patimban; Sharp Corp di bidang pabrik AC;  Inpex Corp di bidang industri migas; dan Kansai Electric Power di bidang industri pembangunan pembangkit listrik.

Investasi yang mulai direalisasikan

Manufaktur Semikonduktor. (ShutterStock/Glitterstudio)

CEO Sojitz Corporation, Masayoshi Fujimoto, menyampaikan rencana investasi proyek methanol bekerja sama dengan PT Pupuk Indonesia di Papua Barat dengan nilai rencana investasi US$1 miliar. Saat ini tengah berlangsung studi kelayakan yang direncanakan selesai pada akhir 2022.

Kemudian, Mitsubishi Chemical memiliki rencana perluasan investasi melalui anak usahanya, yaitu PT MC PET Film Indonesia (MFI) senilai US$156 juta.

“Grup perusahaan kami telah mengembangkan bisnis di Indonesia sejak tahun 1991. Kami yakin Indonesia adalah pasar yang sangat menjanjikan,” ujar President and CEO Mitsubishi Chemical Group Corporation Jean-Marc Gilson.

Catatan Kementerian Investasi/BKPM menunjukkan realisasi investasi asal Jepang di Indonesia pada 2017 hingga Juni 2022 mencapai US$20,86 miliar, atau kedua terbesar negara investasi ke Indonesia. Investasi asal Jepang didominasi sektor listrik, gas, dan air US$7,48 miliar atau 36 persen; diikuti dengan sektor kendaraan bermotor dan alat transportasi lain US$3,59 miliar atau 17 persen; dan perumahan, kawasan industri, dan perkantoran US$2,44 miliar atau 12 persen.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi