Tangerang, FORTUNE – Penantian tiga bulan kedelai impor akhirnya akan usai. Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, mengatakan 15.000 ton kedelai impor asal Amerika Serikat akan masuk Indonesia melalui Pelabuhan Merak, Banten, dalam waktu dekat.
“Itu [kedelai] bisa dijual Rp10.500. Itu kan jauh dari Rp15.000 [harga sekarang],” katanya saat ditemui di Pabrik Baja PT Long Teng, Kabupaten Tangerang, Kamis (12/1).
Zulkifli tidak menjelaskan secara mendetail apakah kedelai impor tersebut pesanan dari Perum Bulog atau milik perusahaan swasta.
Menurutnya, pemerintah sebetulnya telah memerintahkan Perum Bulog untuk mengimpor secara langsung atau tanpa perantaraan perusahaan importir. Namun, proses izin dan ketentuan karantina membuat Bulog butuh waktu untuk merealisasikan perintah importasi kedelai akhir tahun ini.
Akibat terbatasnya stok kedelai dalam negeri, harga kedelai di pasar saat ini naik hingga Rp15.000 per kilogram. Berdasarkan Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional, harga kedelai impor secara nasional per hari ini bertengger pada Rp14.940 per kilogram.
Bersandar pada kenyataan tersebut, dia berharap kedelai impor dapat segera didistribusikan ke pasar. “Itu akan menolong pengrajin [tahu dan tempe],” ujarnya.
Kedelai Indonesia mayoritas impor
Berdasarkan Prognosa Neraca Pangan Nasional, stok kedelai pada akhir Desember 2022 hanya 58.000 ton dengan ketahanan stok sisa selama 7 hari.
Total kebutuhan kedelai Indonesia pada 2022 mencapai 2,9 juta ton yang mayoritasnya—2,5 juta ton—dipenuhi melalui impor.
Produksi komoditas kedelai lokal hanya 300 ribu ton, padahal total target produksi pada 2022 mencapai 710 ribu ton. Pada 2023 pemerintah juga hanya menargetkan produksi kedelai 590 ribu ton.
Dorong produksi kedelai dalam negeri
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah mendorong adanya peningkatan dalam produksi kedelai domestik, yang salah satu caranya adalah menanam bibit varietas lebih unggul. Bahkan, jika diperlukan, dapat digunakan bibit produk rekayasa genetik atau genetically modified organism (GMO) maupun bibit impor.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan dengan penggunaan varietas yang lebih unggul ini, diharapkan produksi kedelai di Tanah Air dapat meningkat secara signifikan.
“Selama ini kedelai misalnya hanya 1,5 sampai 2 ton per hektare. Diharapkan kita bisa mendapatkan varietas yang mampu di atas 3 sampai 4 ton per hektare,” ujarnya.
Demi mendorong minat petani untuk menanam kedelai, pemerintah akan memberikan kepastian harga dengan menetapkan harga beli. Pemerintah juga mendorong badan usaha milik negara (BUMN) untuk membeli hasil panen para petani.
“Bapak Presiden mengatakan, oke impor memang harus dilakukan tapi sepanjang bisa ditanam maksimal, maka tanam sebanyak-banyaknya dan beli yang ditanam oleh rakyat, tentukan harganya agar rakyat bisa kembali tertarik menanam kedelai,” ujarnya.