Kemenperin Optimistis Pertumbuhan Industri Mamin Capai 7 Persen

Aktivitas masyarakat turut meningkatkan kinerja industri.

Kemenperin Optimistis Pertumbuhan Industri Mamin Capai 7 Persen
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika (tenga) saat bincang dengan rekan-rekan media terkait realisasi subsidi minyak goreng curah di kantornya, Jakarta, Senin (30/5). (Eko Wahyudi/Fortune Indonesia).
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Perindustrian optimistis industri makanan dan minuman (mamin) bisa tumbuh 7 persen tahun ini. Hingga kuartal II-2022, industri mamin tumbuh 3,68 persen secara tahunan bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

"Kami sangat optimis target tersebut tercapai. Kita lihat kegiatan masyarakat sudah banyak bergerak. Dari angka wisatawan tinggi, lalu di Bali sudah mulai macet, hunian kamar hotel tinggi. Artinya, industri mamin dibutuhkan," ujar Dirjen Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardik, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (7/9).

Industri makanan dan minuman memberikan kontribusi 38,38 persen bagi PDB industri pengolahan nonmigas. Kontribusi sektor ini jadi yang terbesar bila dibandingkan subsektor lainnya.

Menggeliatnya aktivitas ekonomi, seperti rekor jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia pada Juli 2022 yang mencapai 476.970 orang, kemudian side event G20 dan lainnya, mendorong meningkatnya permintaan mamin.

Pada periode Januari-Juli 2022, kata Putu, ekspor industri mamin mencapai US$21,3 miliar, meningkat 9 persen dibanding periode sama tahun lalu. Adapun ekspor pada paruh 2021 mencapai US$19,5 miliar.

Dari sisi investasi, sampai dengan kuartal I-2022 realisasi investasi untuk sektor industri mamin mencapai Rp19,17 triliun, terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp9,34triliun dan US$684,98 juta dari penanaman modal asing (PMA).

"Industri mamin merupakan mesin pertumbuhan industri nonmigas karena didukung sumber daya alam yang melimpah dan permintaan dalam negeri yang terus tinggi. Meski terdampak pandemi, industri mamin menunjukkan ketahanannya," ujarnya.

Harga bahan baku mamin tinggi

ilustrasi kegiatan pabrik (unsplash.com/Walter Otto)

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi S. Lukman, mengatakan secara umum tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait pasokan bahan baku di industri mamin. Hanya saja, tantangan yang saat ini terjadi adalah harga bahan baku tersebut masih tergolong tinggi.

Dia mengutip data dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), bahwa rata-rata harga bahan baku mamin di pasar global turun sekitar 8,7 persen pada Juli 2022 dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Meski turun, posisi rata-rata harga bahan baku mamin saat ini masih 13 persen di atas harga normal.

“Hampir semua harga bahan baku pangan, mulai dari biji-bijian, minyak nabati, dan gula cenderung turun. Yang masih agak mahal itu daging,” katanya pada kesempatan yang sama.

Prediksi industri dari pengusaha

Gapmmi memperkirakan pertumbuhan kinerja industri mamin pada 2022 hanya 5 persen, terlepas dari berbagai tantangan yang masih ada. Pada paruh pertama 2022, kinerja industri mamin mencapai 3,68 persen. Angka ini sudah melampaui capaian pertumbuhan kinerja industri mamin pada 2021 yang sebesar 2,54 persen.

“Industri mamin masih terus tumbuh kendati ada pandemi dan ketidakpastian global, tetapi ini belum sampai ke level normal yang idealnya di kisaran 7 persen-10 persen,” kata Adhi.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M