Apa itu Metode SNP? Pendeteksi Covid-19 Varian Omicron

PCR biasa sulit untuk mendeteksinya.

Apa itu Metode SNP? Pendeteksi Covid-19 Varian Omicron
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Virus corona varian Omicron menjadi pemicu lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia dua bulan belakangan. Demi memutus rantai penularan, langkah pemeriksaan dan penelusuran untuk varian tersebut perlu diambil.

Namun, tidak semua metode pengujian dan laboratorium sanggup melacak dan mengidentifikasi Omicron. Namun, ada sebuah cara yang dinilai efektif mendeteksinya: pemeriksaan berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan metode Single Nucleotide Polymorphism (SNP).

“PCR Omicron Check hadir untuk memberikan kemudahan pemeriksaan secara akurat apabila pasien tersebut terpapar Omicron ataupun terpapar positif tanpa varian Omicron,” kata Group CEO Mayapada Healthcare, Jonathan Tahir, dalam keterangan tertulis yang diterima Fortune Indonesia, Selasa (3/1).

Mayapada Healthcare melalui semua unit Mayapada Hospital telah melayani pemeriksaan PCR Omicron Check melalui metode SNP.

SNP merupakan metode berbasis Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) yang bisa melacak mutasi asam amino pada varian Omicron terutama gen Spike (S-Gene). Hasil pada pemeriksaan SNP ini mengindikasikan kemungkinan orang tersebut terinfeksi virus SARS-CoV-2 varian Omicron (probable Omicron).

Pemeriksaan ini juga direkomendasikan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan juga pemerintah Indonesia berdasarkan Surat Edaran Nomor HK.02.01/Menkes/18/2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Kasus Covid-19 varian Omicron.

Omicron jadi VOC oleh WHO

Varian Omicron, B.1.1.529, ditetapkan sebagai salah satu variant of concern (VoC) oleh WHO pada 26 November 2021. Varian ini pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan dengan pertumbuhan kasus positif yang meningkat tajam.

Omicron memiliki banyak mutasi dan bervariasi, serta berpotensi memiliki sifat yang mengkhawatirkan: kesanggupan menghindar dari antibodi yang ditimbulkan oleh proses infeksi dan vaksinasi, sehingga minim gejala ataupun tidak menimbulkan gejala, serta memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi. Penelitian atas varian ini masih terus berlanjut.

GISAID mencatat, perkembangan kasus Covid-19 varian Omicron (B.1.1.529) di Indonesia telah mencapai 6.453 kasus per Jumat, 25 Februari 2022. 

Varian ini lebih mudah menular ketimbang varian sebelumnya, termasuk Delta yang mematikan itu.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M