Luhut Resmi Tunjuk Eks Bos Bukalapak Jadi Penasihatnya

Rachmat Kaimuddin berpengalaman di industri keuangan.

Luhut Resmi Tunjuk Eks Bos Bukalapak Jadi Penasihatnya
Dok. Istimewa
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, membenarkan bahwa mantan Direktur Utama PT Bukalapak.Com Tbk., Muhammad Rachmat Kaimuddin, menjadi anak buahnya di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Jabatan yang bakal diberikan kepadanya adalah penasihat khusus urusan pengembangan teknologi berkelanjutan.

“Nantinya dia yang akan memberikan laporan dan masukan kepada saya secara pribadi sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi,” kata Luhut dalam konferensi pers secara virtual, Senin (3/1).

Pria kelahiran Makassar 15 April 1979 itu merupakan lulusan SMA Taruna Nusantara, Magelang. Kemudian pergi kuliah ke Massachusetts Institute of Technology (MIT), Boston, pada 1998-2001, dan meraih gelar Bachelor of Science. Dia juga sempat menyabet gelar MBA dari Stanford University, California (2006-2008).

Sebelum menjadi CEO Bukalapak, Rachmat merupakan Direktur Keuangan dan Perencanaan di PT Bank Bukopin Tbk. Sebelumnya, dia adalah anggota Dewan Komisaris di bank tersebut sejak 2014 hingga akhirnya ditunjuk sebagai direktur pada 2018.

Rachmat memulai kariernya di Boston Consulting Group sebagai senior associate. Kemudian dia juga pernah menjadi Managing Director PT Cardig Air Services, Chief Financial officer Bosowa Corporindo, dan Vice President Baring Private Equity Asia dan Principal Quvat.

“Hal ini menjadi sangat penting bagi keluarga Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk saudara Rachmat bergabung di sini karena banyak pekerjaan yang memerlukan pikiran dan kepiawaan seorang Rachmat untuk mengembangkan ke depan ini,” ujarnya.

Alasan Luhut ajak Rachmat ke pemerintahan

Luhut menunjuk Rachmat untuk menyelesaikan banyak pekerjaan rumah, terutama terkait investasi di sektor teknologi. Dia mencontohkan pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara atau Kaltara.

Nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun kawasan tersebut mencapai US$132 miliar. Sebab, kawasan industri tersebut akan beroperasi dengan menerapkan teknologi maupun produksi bersih.

Kawasan industri itu juga akan memiliki pengolahan limbah demi dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, selain pula bakal menggunakan energi baru terbarukan sebagai sumber energi utama. 

Luhut mengatakan butuh masukan untuk itu, “dan masih banyak program lain. Hal itu perlu mendapatkan pikiran yang tajam, cerdas, cermat, dan berorientasi kepada market. Kita bisa menunjukan bahwa pemerintah pro kepada market".

Tanggapan Rachmat masuk ke pemerintahan

Rachmat Kaimuddin menyebut kesempatan bergabung dalam pemerintahan merupakan impiannya sejak kecil. Dengan pengalaman dan pemikirannya, ia yakin dapat membantu Indonesia agar dapat menjadi lebih maju.

“Tentunya buat saya ini suatu kehormatan, saya diminta Pak Menko membantu beliau dan negara,” tuturnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi