Mendag Berharap Larangan Ekspor Gandum India Tak Berlangsung Lama

Sepertiga gandum Indonesia berasal dari India.

Mendag Berharap Larangan Ekspor Gandum India Tak Berlangsung Lama
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (kanan) berswafoto dengan pedagang saat meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Kamis (3/2/2022).
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi buka suara mengenai larangan ekspor gandum oleh India. Dia memahami India melakukan hal tersebut demi memprioritaskan kebutuhan domestiknya.

Indonesia pun demikian dengan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Jadi, ia pun menghargai hal tersebut, walaupun sepertiga kebutuhan Indonesia dipenuhi dari impor gandum asal India. 

Pemerintah India resmi melarang ekspor gandum sejak Sabtu (14/5). India memang negara produsen gandum terbesar kedua dunia setelah Tiongkok. Kapasitas produksi gandum yang dihasilkan India mencapai 107,5 juta ton. Indonesia sendiri setiap tahun mengimpor 11,7 juta ton gandum atau setara US$3,45 miliar dari India.

Pada 2022,  impor gandum Indonesia dari India naik 31,6 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Lutfi berharap larangan ini tidak berlangsung lama, “supaya perdagangan internasional berjalan dengan baik juga,” ujarnya, Selasa (17/5).

Harga gandum naik

Usai pemerintah India melarang ekspor gandum, harga komoditas itu di bursa berjangka melonjak. Pada Senin (16/5), harga acuan gandum naik 5,9 persen menjadi US$US$ 12,47 per bushel (gantang) di Chicago, atau mencapai level tertinggi dalam 2 bulan terakhir.

Artinya, harga komoditas tersebut sudah meroket sekitar 60 persen pada tahun ini dan mengerek harga roti, kue, dan mi. Harga gandum melonjak melewati batas nilai tukar setelah India membatasi ekspor sehingga membuat pasokan semakin ketat setelah perang di Ukraina.

Pasokan gandum global terganggu

Meskipun India bukan eksportir gandum utama dunia, tapi larangan itu tetap beroengaruh pada pasokan gandum global. Pasalnya, pasokan komoditas itu dari Ukraina terganggu akibat perang dan eksportir lainnya mengalami banjir dan panas yang mengancam panen.

Larangan ekspor gandum diberlakukan karena pemerintah India memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pasar domestik di tengah kekhawatiran gelombang panas. Perdana Menteri Narendra Modi pun harus berupaya meredam gejolak inflasi di dalam negeri.

Dalam catatannya, India akan memberikan izin ekspor dengan tujuan negara-negara yang membutuhkan gandum untuk kebutuhan ketahanan pangan dan berdasarkan permintaan pemerintahnya. India biasanya memasok ke Bangladesh, Sri Lanka, Uni Emirat Arab, dan Indonesia.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Laba PTRO Q1-2024 Amblas 94,4% Jadi US$163 Ribu, Ini Penyebabnya
Waspada IHSG Balik Arah ke Zona Merah Pascalibur
Laba Q1-2024 PTBA Menyusut 31,9 Persen Menjadi Rp790,9 Miliar
Laba Q1-2024 Antam Tergerus 85,66 Persen Menjadi Rp238,37 Miliar