Mendag Kaji Usulan Kenaikan Subsidi Harga Kedelai Jadi Rp2000 per Kg

Gakoptindo mengusulkan kenaikan subsidi harga kedelai.

Mendag Kaji Usulan Kenaikan Subsidi Harga Kedelai Jadi Rp2000 per Kg
Pekerja mengolah kedelai untuk produksi tahu di Pasir Koja, Bandung, Jawa Barat, Jumat (11/2/2022). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Perdagangan (Kemendag) membicarakan usul Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) soal kenaikan subsidi harga kedelai impor. Untuk saat ini, subsidi selisih harga impor kedelai mencapai Rp1.000 per kilogram.

Menteri Perdagangan (mendag) Zulkifli Hasan mengatakan para pelaku usaha mengusulkan subsidi berlaku pada kisaran Rp2.000-3.000 per kilogram. "Memang kalau Rp1.000 itu tidak nendang. Itu kita inginkan dari pusat, lewat Perpres baru apakah bisa naik ke Rp2.000-lah minimal,” katanya kepada pers, Minggu (30/10).

Harga kedelai impor dari negara asal saat ini sebenarnya telah turun. Namun, masalahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tengah tertekan dari Rp14.500 menjadi Rp15.500 per dolar. Dengan begitu, bagi perajin tahu dan tempe harganya masih tetap terasa tinggi.

Selain berkomunikasi dengan pemerintah pusat, Zulhas juga menjawil pemerintah daerah untuk menambahkan nominal subsidi dengan memberdayakan Dana Cadangan Daerah. “(Dari Dana Cadangan Daerah) nanti pemerintah daerah bisa bantu subsidi tambah Rp1.000 lagi, jadi kita rakyat bisa dapat harga bagus,” ujarnya pada kesempatan lain.

Sekarang harga kedelai impor Rp13.000 per kilogram. Ia menargetkan harga kedelai yang dijual komersial dapat stabil pada Rp10.000.

Stok kedelai aman

Kebijakan subsidi selisih harga kedelai impor berlaku hingga akhir Desember 2022. Dengan insentif ini, diharapkan perajin tahu dan tempe dapat terus berproduksi.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menjamin stok kedelai cukup hingga 1,5 bulan ke depan. Dia meminta masyarakat tidak mencemaskan ketersediaan kedelai di pasar.

Arief juga mengatakan, melalui realisasi impor, maka berdasarkan Prognosa Neraca Pangan Nasional Januari-Desember 2022, komoditas kedelai diperkirakan surplus 250.000 ton pada akhir Desember 2022.

Importir memang merencanakan impor dengan hati-hati menyusul luktuasi nilai tukar rupiah dan harga kedelai. Karena itu, mereka biasanya berencana untuk tiga-empat bulan.

Berdasarkan perhitungan prognosa Januari–November 2022, stok akhir kedelai diperkirakan masih dalam kondisi surplus 54.983 ton. Angka tersebut merupakan hasil perhitungan dari ketersediaan 2.758.151 ton dikurangi kebutuhan selama Januari-November 2022 yang sebesar 2.703.169 ton.

Dengan memperhitungkan kebutuhan satu bulan yang diperkirakan mencapai 245.743 ton atau 8.191 ton per hari, maka stok pada akhir November sebesar 54.983 ton tersebut diperkirakan tersedia untuk 7 hari

Related Topics

MendagSubsidi Kedelai

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

IDN Media Channels

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M