Mendag Targetkan Transaksi US$10 MIliar pada Trade Expo Indonesia 2022

Hari pertama TEI 2022 raih US$1,5 miliar.

Mendag Targetkan Transaksi US$10 MIliar pada Trade Expo Indonesia 2022
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan usai memberikan sambutan pada ajang Trade Expo Indonesia tahun 2022 di ICE BSD, Tangerang Selatan, Kamis (19/10).
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menargetkan Indonesia mendapatkan kontrak ekspor US$10 miliar dari ajang Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37 yang digelar tahun ini. Ketika ajang ini belum dibuka saja, Indonesia telah mencatatkan kontrak ekspor US$1,5 miliar.

“Kementerian Perdagangan yakin selesai pameran ini mudah-mudahan kita bisa dapat kontrak dari hasil ekspor ini mudah-mudahan kita bisa mencapai US$10 miliar,” kata dia di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai City, Tangerang, Rabu (19/10).

Acara fisik TEI 2022 digelar pada 19-23 Oktober 2022, dan pameran online berlangsung hingga 19 Desember 2022. Produk yang ditampilkan terbagi dalam tujuh zona kategori: manufaktur, aksesori-fesyen-kecantikan, kesehatan dan peralatan medis, mebel, dekorasi, jasa digital, serta makanan dan minuman.

"Perusahaan besar, tapi 30 persen kami alokasikan untuk UMKM. Jadi kalau stan banyak UMKM memang harus ada UMKM," ujar Zulhas.

Dalam TEI tahun ini, angka transaksi yang ditargetkan Kemendag lebih besar dari ajang TEI pada tahun-tahun sebelumnya. Pada 2019, transaksi yang diperoleh dari TEI mencapai US$9,29 miliar, lalu pada 2020 mencapai US$1,3 miliar, dan 2021 hanya US$6,06 miliar.

Ajang ini turut menargetkan pasar ekspor non-tradisional seperti Afrika dan Timur Tengah demi mengantisipasi perlambatan ekonomi.

“Afrika itu lebih 1 miliar orangnya: makan, pakai baju, belanja, punya uang. Oleh karena itu, kita mulai menyerbu Afrika sekarang," ujarnya.

Sasar ekspor ke negara non-tradisional

Kemendag juga berfokus menggarap pasar Asia Selatan, yang jika dikombinasikan total potensi pasar India, Pakistan, dan Bangladesh setidaknya mencapai 1,5 miliar orang.

Lalu, Zulhas menyebut perjanjian ekonomi komprehensif Indonesia dengan Uni Emirat Arab (UEA), Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (Indonesia-UAE CEPA) yang diteken pada 1 Juli 2022 akan membawa dampak positif bagi Indonesia.

"Itulah manfaat perjanjian dengan UEA nanti. Kita enggak pakai tarif pajak lagi. Dan, kita bisa masuk ke Afrika, Asia Selatan, Timur Tengah, bahkan bisa Eropa Timur dan kalau mau lebih jauh lagi ke Amerika Latin," kata Zulhas.

Surplus neraca dagang

Sebelumnya, Zulhas mengatakan surplus neraca dagang September 2022 mencapai US$4,99 miliar, disumbang ekspor nonmigas US$7,09 miliar dan defisit perdagangan migas US$2,10 miliar. 

“Surplus perdagangan US$4,99 miliar ini dicatatkan di tengah sejumlah tekanan kondisi perekonomian global seperti lonjakan inflasi di sejumlah negara, konflik Rusia–Ukraina yang belum mereda, pengetatan kondisi keuangan di sebagian besar wilayah, serta pandemi Covid-19 yang masih belum sepenuhnya pulih,” kata Zulhas dalam sambutannya.

Surplus dagang Indonesia pada September lalu didorong surplus dagang dengan beberapa negara mitra dagang seperti Filipina sebagai yang terbesar dengan US$1,13 miliar, dan lantas India pada US$1,07 miliar.

 

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M