Menkes Ungkap Potensi Terjadi Gelombang Penularan Akibat Omicron

Omicron dinilai cepat transmisinya tapi relatif lebih ringan

Menkes Ungkap Potensi Terjadi Gelombang Penularan Akibat Omicron
Ilustrasi Omicron. (Pixabay/BelnderTimer)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada kemungkinan gelombang penularan kasus virus corona varian Omicron akan lebih tinggi dari varian Delta. Meskipun demikian, ia mengatakan pemerintah meminta masyarakat tidak panik.

"Yang dirawat jauh lebih sedikit," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden RI, Senin (10/1).

Budi mengingatkan agar masyarakat tetap disiplin menjaga protokol kesehatan serta segera mendapatkan vaksinasi. Sementara pemerintah diminta untuk meningkatkan upaya pengawasan.

Kendati bakal terjadi penularan lebih tinggi dibandingkan Delta, Budi mengatakan kasus akibat Omicron cepat melandai. Ia pun menjelaskan bahwa pemerintah telah mengambil sejumlah strategi mitigasi termasuk upaya meningkatkan vaksinasi COVID-19 dan juga perawatan.

"Strategi layanan kemenkes akan digeser yang sebelumnya fokusnya ke rumah sakit, sekarang fokusnya ke rumah. Karena akan banyak orang yang terkena (Omicron) dan tidak perlu ke rumah sakit," kata Budi. 

Budi mengatakan strategi itu dilakoni berdasarkan kajian Kemenkes terhadap 414 konfirmasi Omicron di Indonesia saat ini. Dalam paparannya, ia menyebut hanya dua orang yang masuk kategori sedang atau membutuhkan perawatan oksigen. Keduanya berusia 58 tahun dan 47 tahun yang sama-sama memiliki penyakit penyerta. 114 orang telah dinyatakan sembuh, termasuk dua orang yang masuk kategori sedang.

“Jadi, kesimpulannya memang walaupun Omicron ini cepat transmisinya, tapi relatif lebih ringan dari severity atau keparahannya,” tutur dia.

Pemerintah telah kerja sama dengan platform telemedis

Dia mengatakan pemerintah telah bekerja sama dengan 17 platform telemedis agar memastikan orang yang dirawat di rumah tetap bisa mendapatkan konsultasi langsung oleh kedokteran dan akses obat-obatan.  "Kami kerja sama dengan satu startup logistik dan BUMN Kimia Farma agar obat bisa sampai," kata dia.

Siap hadapi lonjakan kasus

Dalam kesempatan konferensi pers daring yang sama, Menteri Koordinator  bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan sistem kesehatan di Indonesia saat ini telah siap menghadapi lonjakan kasus akibat varian Omicron. Kendati demikian, ia menekankan bahwa langkah pencegahan masih menjadi kunci utama menghindari penularan.

“Perlu saya tegaskan kembali bahwa sistem kesehatan kita hari ini cukup siap menghadapi adanya varian baru yang kembali mengancam kehidupan kita,” ujar dia.

Tahan diri pergi ke luar negeri

Selain itu, Luhut menyatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan kembali secara spesifik agar menahan diri atau menunda dalam beberapa pekan ke depan melakukan perjalanan ke luar negeri demi menekan meluasnya varian Omicron ke Indonesia dari luar negeri. Ia menjelaskan kasus aktif di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir terjadi karena Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang kembali ke nusantara.

Ia mencontohkan tambahan kasus aktif COVID-19 di Jakarta pada 9 Januari adalah 393 kasus. "Hampir 300 kasus disebabkan pelaku perjalanan LN. Jadi sekali lagi kami mohon teman-teman sekalian tahan diri ke luar negeri kecuali sangat-sangat penting," tuturnya.
 

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M