Mentan: Seluruh Dunia Mencemaskan Ancaman Krisis Pangan

Sektor pertanian harus ditangani dengan serius.

Mentan: Seluruh Dunia Mencemaskan Ancaman Krisis Pangan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat memberikan keterangan pers usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/9).
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan seluruh negara dunia akan dijangkiti keresahan pada 2023-2024 karena adanya prediksi tentang krisis pangan akibat berbagai persoalan.

"Kita dihadapkan [dengan] climate change dan [tensi] geopolitik sehingga mengakibatkan ketegangan. Mau atau tidak, ekosistem perdagangan, ekosistem supply and demand, ekosistem kerja sama bilateral dan multilateral antarbangsa ini akan bersoal," katanya dalam sebuah diskusi dengan Indef di Jakarta, Jumat (16/12).

Sudah saatnya sektor pertanian ditangani secara serius, kata Syahrul, apalagi Indonesia didukung oleh kekayaan alam yang melimpah. Namun, di sisi lain, jumlah penduduknya dibandingkan dengan negara-negara lain juga terhitung sangat besar.

Karena itu, kebijakan yang diinisiasi Indonesia dalam KTT G20 lalu, yakni memberikan prioritas pada pertanian dan ketahanan pangan, harus digulirkan.

“Kita dua—hampir tiga—tahun mengalami climate change yang kita tidak pernah temukan selama ini," ujarnya.

Indonesia dapat bertahan

Syahrul juga menegaskan bahwa Indonesia cukup kuat bertahan dari ancaman krisis, bahkan masih bisa menjadi pemasok untuk negara lain.

Dia mendorong masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan rumah dengan menanaminya tumbuhan yang hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, "terutama di Jawa karena lahan enggak bertambah," katanya.

Menteri itu juga mendorong diversifikasi pangan. Dia meminta khalayak luas tidak hanya bergantung pada beras. "Kekuatan diversifikasi makanan lokal, termasuk talas, ubi, singkong, sagu, harus tetap didorong," ujarnya.

Perlu bersinergi hadapi ancaman krisis pangan

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menunjukkan penguatan meski ikut terdampak Covid-19.

Bahkan, industri makanan dan minimum (mamin) mampu tumbuh 3,57 persen secara tahunan dan tercatat sebagai subsektor dengan konstribusi terbesar terhadap PDB industri pengolahan nonmigas pada kuartal III-2022 dengan sokongan 38,69 persen.

Ihwal ancaman krisis pangan, dia meminta transformasi sistem pangan pada masa pasca-Covid juga harus dilakukan demi menjaga rantai pasok. 

Pemerintah juga terus mengupayakan peningkatan koordinasi antara sektor pangan dan pertanian melalui sejumlah program untuk mencapai target pertumbuhan sektor pertanian. Beberapa di antaranya adalah stabilisasi pasokan dan harga pangan, kemitraan berbasis closed-loop hortikultura, serta pengembangan korporasi petani dan nelayan.

“Sinergi pemerintah, dunia usaha, akademisi, serta seluruh komponen masyarakat merupakan persyaratan agar pemulihan sektor ekonomi dapat bersifat inklusif. Saya minta agar seluruh rantai pasok industri pangan ini bisa dijaga dan keseimbangan antara supply dan demand terus terukur,” ujarnya.


 

Related Topics

Krisis PanganBeras

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online, Tak Usah Pergi ke BPN
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Daftar Emiten Buyback Saham per Mei 2024, Big Caps!
Pengamat Perkirakan Penerapan Teknologi AI di Apple Menyasar SIRI