Menteri Investasi Sangsi Pertumbuhan Ekonomi 2023 Lebih Baik

Pertumbuhan ekonomi Q3-2022 capai 5,72%.

Menteri Investasi Sangsi Pertumbuhan Ekonomi 2023 Lebih Baik
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengaku tidak yakin perekonomian Indonesia akan lebih baik tahun depan. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 yang mencapai 5,72 persen tidak dapat dijadikan acuan menghadapi ancaman resesi global pada 2023.

Keraguan itu didasarkan pada fakta bahwa titik acuan pertumbuhan (baseline) yang dipakai adalah catatan kuartal ketiga 2021 yang terbilang rendah, yakni 3,51 persen. 

"Saya sedikit berbeda pendapat dengan sebagian orang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia akan baik-baik saja," kata Bahlil saat konferensi pers virtual, Kamis (10/11).

Bahlil memperkirakan roda perekonomian pada kuartal IV bakal menghadapi sejumlah ganjalan, bahkan hingga tahun depan. Apalagi jika kondisi global tidak kunjung membaik. Dia meminta banyak pihak untuk tidak buru-buru berpuas diri dalam menyikapi pertumbuhan ekonomi kuartal III yang melampaui capaian triwulan sebelumnya yang berada pada level 5,44 persen.

Waspada itu perlu

Namun begitu, Bahlil mengatakan kondisi saat ini wajar bila disyukuri. Asal, itu tidak melonggarkan kewaspadaan terhadap tantangan ekonomi pada masa mendatang yang belum diketahui secara pasti. 

Dia berani bertaruh perekonomian Indonesia dan global secara umum pada 2023 akan lebih baik dari kondisi tahun ini. Salah satu tantangan dari dalam negeri saja sudah mulai terasa, yakni situasi riuh rendah menyongsong tahun politik 2024.

“Sampai hari ini saya membaca statement para senior saya dan para teman-teman saya seolah-olah pada tahun 2023 itu akan biasa saja. Saya tidak mau takabbur. Saya selalu berpikir [untuk] ikhtiar. Saya salah satu orang optimis, tapi optimis yang realistis," kata Bahlil.

Negara antre jadi pasien IMF

Dia sependapat dengan banyak pihak yang meramalkan akan terjadi perlambatan ekonomi global pada 2023. Buktinya, sejumlah negara terancam resesi. Ditambah lagi, telah ada 16 negara yang menjadi pasien IMF dan 28 negara lain mulai antre mendapat penanganan lembaga internasional itu.

"Kita ke depan akan memasuki tahun politik. Kalau tidak mampu kita kelola dengan baik, bukan tidak mungkin kita menjadi salah satu bagian yang akan antre pada fase pasien (IMF)," ujar Bahlil.

Bahlil menyatakan sikapnya merupakan cerminan dari karakternya sebagai pengusaha, yang tetap berupaya menyeimbangkan pandangan optimistis dan realistis. "Kalau dari pribadi, saya berpikir cukuplah pengalaman kelam kita pada 1998 terjadi untuk ekonomi kita. Karena untuk bangkit itu, kita butuh waktu yang lama," katanya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
11 Bahasa Tertua di Dunia, Ada yang Masih Digunakan
GoTo Lepas GoTo Logistics, Bagaimana Nasib GoSend?
BTPN Syariah Bukukan Laba Rp264 miliar di Kuartal I-2024
Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia