Naik 38 Persen, Investasi Sektor Manufaktur Capai Rp230,8 Triliun

Manufaktur berkontribusi 39,5 persen dari total investasi.

Naik 38 Persen, Investasi Sektor Manufaktur Capai Rp230,8 Triliun
Ilustrasi keamanan di industri manufaktur. (Pixabay/Trapezemike)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Realisasi penanaman modal sektor industri naik dari Rp167,1 triliun pada semester I-2022 menjadi Rp230,8 triliun pada paruh pertama tahun ini. Kontribusi sektor tersebut terkalkulasi 39,5 persen dari total nilai investasi yang menembus Rp584,6 triliun pada semester I-2022.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan (25/7) selama ini peningkatan investasi di sektor industri bakal menambah devisa dan penyerapan tenaga kerja. Selain itu, struktur manufaktur di dalam negeri juga akan semakin kuat dan pada gilirannya mendongkrak daya saing industri nasional di kancah global.

“Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi karena didukung dengan potensi pasar yang besar dan kebijakan pemerintah yang probisnis kepada para pelaku usaha,” ujarnya.

Menurutnya pemerintah tetap akan konsisten untuk meningkatkan iklim usaha dan investasi yang kondusif melalui upaya pengendalian pandemi Covid-19 yang maksimal.

“Permintaan domestik yang kian membaik seiring pula dengan keleluasan mobilitas aktivitas masyarakat, serta percepatan pemberian vaksin booster kepada masyarakat dan para pekerja industri, menjadi jaminan atas tetap tingginya minat investor berekspansi di tanah air,” katanya.

Porsi investasi asing dan dalam negeri

Merujuk data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada Januari-Juni 2022 penanaman modal dalam negeri (PMDN) sektor industri mencapai Rp65,2 triliun atau berkontribusi 23,8 persen terhadap total PMDN yang mencapai Rp274,2 triliun. Sementara itu, penanaman modal asing (PMA) sektor industri menembus Rp165,6 triliun. Itu tercatat sebagai sumbangan tertinggi terhadap total PMA yang mencapai Rp310 triliun dengan persentase 53,4 persen.

“Investor saat ini lebih banyak mengincar sektor produktif seperti industri manufaktur dibanding sektor lainnya. Oleh karena itu, selain mendorong sektor industri padat modal untuk transfer teknologi, kami juga memacu sektor industri padat karya sebagai upaya meningkatkan serapan tenaga kerja di dalam negeri,” katanya.

Sepanjang semester I-2022, sektor manufaktur yang memberikan sumbangsih paling besar terhadap capaian PMDN adalah industri makanan dengan nilai Rp24,2 triliun atau naik 8,8 persen secara tahunan.

Selanjutnya, untuk capaian PMA, kontribusi paling besar dari sektor manufaktur adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang mencapai US$5,7 miliar atau naik 26,3 persen secara tahunan serta industri kimia dan farmasi sebesar U$1,8 miliar atau naik 8,1 persen pada periode yang sama.

“Secara kumulatif, untuk PMDN dan PMA pada semester I-2022, investasi sektor manufaktur yang paling dominan adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp87,9 triliun atau naik 15 persen, disusul industri makanan sebesar Rp42 triliun atau naik 7,2 persen,” kata Agus.

Hilirisasi industri

Foto udara aktivitas pengolahan nikel (smelter) yang berada di Kawasan Industri Virtue Dragon Nickel Industrial (VDNI) di Kecamatan Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara, Selasa (14/12/2021). ANTARA FOTO/Jojon/foc.

Kebijakan pemerintah dalam menerapkan hilirisasi industri dan menyetop ekspor bahan mentah, dinilai menjadi potensi peningkatan investasi khususnya di industri peleburan dan pemurnian (smelter).

“Pabrik smelter mulai tumbuh di sejumlah wilayah luar Jawa. Artinya, akan mendorong pemerataan ekonomi atau sejalan dengan pembangunan Indonesiasentris,” ujar Agus.

Di samping itu, perlu upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan industri yang ramah lingkungan. Sebab, dunia saat ini cenderung memilih produk-produk dari industri pengguna energi baru dan terbarukan (EBT).

“Selain upaya peningkatan nilai tambah bahan baku di dalam negeri melalui hilirisasi industri, kami juga berkomitmen mempercepat pengembangan industri hijau dan membangun ekosistem kendaraan listrik,” ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan