Pemerintah Dorong Transformasi Industri Kesehatan Dengan Insentif

Impor alat kesehatan Indonesia mencapai 90 persen lebih.

Pemerintah Dorong Transformasi Industri Kesehatan Dengan Insentif
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat Rapat Terbatas terkait evaluasi PPKM, Minggu (16/1). (dok.Kemenko Ekon)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pemerintah menggelontorkan insentif kepada industri kesehatan dan farmasi demi mengurangi ketergantungan impor Indonesia terhadap alat kesehatan. Pasalnya, 94 persen alat kesehatan Indonesia berasal dari luar negeri.

“Pemerintah telah menyusun Peta Jalan dengan tujuan untuk meningkatkan produksi bahan baku berteknologi tinggi,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, seperti dikutip dalam keterangannya, Senin (17/1).

Dengan insentif berupa super tax deduction, para technopreneur yang melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan akan mendapat pengurangan penghasilan bruto paling tinggi 300 persen dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) tertentu di Indonesia.

Selain itu, melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), pemerintah menerapkan program Pendanaan Riset Inovatif Produktif untuk mendorong para akademisi melakukan riset dan inovasi. 

“Dengan terus meningkatkan kemampuan teknikal, manajerial, komunikasi, dan memperkaya skill-set, saya yakin para insinyur teknik industri mampu bersaing secara global dan memberikan sumbangsih besar bagi bangsa” ujarnya.

Dorong industri kesehatan ke digital

Untuk meningkatkan daya saing Indonesia dalam sektor industri kesehatan, pemerintah pun mendorong transformasi berbasis digital. Transformasi tersebut dapat berperan dalam memudahkan proses distribusi, penguatan jejaring kesehatan, mengefektifkan proses administrasi, dan mendukung performa yang lebih efektif serta efisien.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Indonesia hingga 2021 memiliki 241 industri manufaktur farmasi, 17 industri bahan baku farmasi, 132 industri kesehatan tradisional, dan 18 industri produk ekstraksi alam. Berbagai industri tersebut telah mengekspor produk farmasi dan alat kesehatan ke berbagai negara di dunia seperti Amerika Serikat, Inggris, Vietnam, Belanda, Singapura, dan Korea Selatan.

Jokowi ingin setop impor alat kesehatan

Presiden Joko Widodo pernah meminta impor obat dan alat kesehatan dihentikan, dan berharap barang-barang tersebut dapat diproduksi di dalam negeri. Dengan begitu, Indonesia tidak perlu lagi bergantung pada impor.

“Alat-alat kesehatan, obat-obatan, bahan baku obat, kita harus berhenti untuk mengimpor barang-barang itu lagi. Kita produksi sendiri di negara kita,” ujarnya pada acara peletakan batu pertama rumah sakit (RS) Internasional Bali, Senin (27/12).

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

17 Film Termahal di Dunia, Memiliki Nilai yang Fantastis
Rumah Tapak Diminati, Grup Lippo (LPCK) Raup Marketing Sales Rp325 M
Bea Cukai Kembali Jadi Samsak Kritik Warganet, Ini Respons Sri Mulyani
Ada Modus Bobol Akun Bank via WhatsApp, Begini Cara Mitigasinya
Melonjak 109%, Bank Raya Kantongi Laba Rp9,16 Miliar
Stanchart: Kemenangan Prabowo Tak Serta Merta Tingkatkan Investasi