Omicron Diperkirakan Bakal Picu Puncak Kasus COVID-19 Februari

Kasus Covid-19 akibat Omicron di Indonesia telah capai 802.

Omicron Diperkirakan Bakal Picu Puncak Kasus COVID-19 Februari
Dok. Istimewa
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memperkirakan puncak kasus Omicron akan terjadi pada awal Februari. Hal itu berdasarkan hasil pengamatan atas pengalaman negara lain yang mencapai puncak kasus dalam kisaran 40 hari.

“Sebagian besar kasus yang terjadi diperkirakan akan bergejala ringan, sehingga nanti strateginya juga akan berbeda dengan varian Delta,” kata Luhut dalam konferensi pers secara virtual, Selasa petang (11/1).

Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) itu mengatakan saat ini Omicron telah teridentifikasi di 150 negara dan menimbulkan gelombang baru dengan puncak yang lebih tinggi di berbagai lokasi. Indonesia, katanya, bukan tak mungkin dapat mengalami hal sama.

"Kita tidak perlu panik, tetapi kita tetap waspada. Karena pengalaman kita menghadapi Delta variant kemarin," ujarnya.

Hingga Selasa (11/1), Omicron telah memicu 802 kasus penularan. Kendati demikian, kata Luhut, sebagian masih disumbangkan oleh pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Dari 537 kasus yang ada di Jakarta, 435 kasus berasal dari PPLN. Dia pun mengimbau masyarakat untuk tidak bepergian dulu ke luar negeri dalam 2-3 minggu ke depan.

“Kami akan terus memonitor secara ketat perkembangan kasus dan akan mengambil langkah-langkah antisipasi yang diperlukan. Perawatan di rumah sakit akan menjadi salah satu indikator utama. Kami akan high alert ketika BOR mendekati 20-30 persen,” kata Luhut.

Luhut klaim Indonesia jauh lebih siap

Luhut yang juga Koordinator PPKM Jawa Bali itu menegaskan kondisi Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron. Kesiapan itu didukung oleh tingkat vaksinasi yang sudah lebih tinggi, kapasitas pengetesan dan pelacakan yang jauh lebih tinggi, hingga sistem kesehatan yang jauh lebih siap.

Bahkan, katanya, "Molnupiravir (obat COVID-19) dari Merck sudah didatangkan oleh Menteri Kesehatan".

Indonesia harus disiplin dan bekerja sama

Luhut optimistis kasus tidak akan meningkat setinggi negara lain. Dengan catatan: masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan. “Saya ulangi, kita semua harus disiplin, dan kita semua harus kompak. Keberhasilan kita mengendalikan varian Omicron tidak mungkin dapat dicapai tanpa kerja sama semua pihak, terutama dalam menjalankan protokol kesehatan," ujarnya.

Booster vaksin dilaksanakan hari ini

Pada kesempatan sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pelaksanaan vaksin penguat atau booster akan dimulai pada 12 Januari. Program booster akan dilakukan secara gratis untuk khalayak luas.

“Vaksinasi booster ini penting bagi seluruh rakyat Indonesia diberikan sebagai komitmen dari pemerintah untuk melindungi seluruh masyarakat Indonesia dari ancaman COVID-19 dan termasuk varian-varian barunya,” katanya.

Sasaran booster adalah masyarakat berusia 18 ke atas, dengan prioritas pada orang lanjut usia dan mereka yang kekebalan tubuhnya lemah. Syarat lainnya untuk mendapatkan booster adalah telah menerima vaksin lengkap atau dua kali suntik dalam jangka minimal 6 bulan.

Booster diberikan dengan mempertimbangkan ketersediaan stok vaksin pada 2022. Pemerintah juga mempertimbangkan hasil riset yang dilakukan oleh para peneliti dalam negeri maupun luar negeri.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen