Sederet Kerjaan Menanti Arief Prasetyo Adi di Badan Pangan Nasional

Jokowi tunjuk Arief jadi Kepala Badan Pangan Nasional.

Sederet Kerjaan Menanti Arief Prasetyo Adi di Badan Pangan Nasional
ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/rwa.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah menyambut baik kehadiran Badan Pangan Nasional. Sementara terkait penunjukan Arief Prasetyo Adi, Said menilai itu sepenuhnya keputusan Joko "Jokowi" Widodo. Tapi yang perlu diingat, sederet pekerjaan rumah terkait masalah pangan telah menanti.

"Saat ini kita membutuhkan kehadiran badan pangan karena situasi pangan kita tidak sedang baik-baik aja. Ciri-cirinya ya contoh sekarang minyak, kedelai, sehingga badan pangan sudah harus melakukan peran untuk mengatasi hal itu," ujar Said kepada Fortune Indonesia, Senin (21/2).

Presiden Jokowi melantik Arief Prasetyo Adi sebagai Kepala Badan Pangan Nasional. Arief sebelumnya merupakan Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), induk holding BUMN Pangan alias ID Food, sejak 2020. 

Perlu ada keberanian pimpin Badan Pangan Nasional

Said menilai latar belakang Arief Prasetyo di bidang pangan cukup kuat. Selain menjadi bos Holding BUMN Pangan, Arief juga sempat berkiprah di BUMD pangan milik Pemprov DKI Jakarta, yakni Food Station Tjipinang Jaya.

Meski begitu, kata Said, penyelesaian dalam urusan pangan dibutuhkan lebih dari sekadar kemampuan memimpin perusahaan. Hal terutama yang petani butuhkan, menurutnya, adalah keberpihakan regulasi pemerintah.

"Sebab tahu isu dan situasi itu tidak cukup, tapi perlu ada keberanian yang lebih besar menjalankan mandat yang diamanatkan. Jadi jangan sampai memperlebar ruang-ruang yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha,” kata Said.

Melihat latar belakang Arief yang bertahun-tahun sebagai pengusaha, Said menilai perlu ada pemisahan yang jelas mengenai pola pikir bisnis dan kepentingan masyarakat luas. Jadi, misal dalam beberapa bulan ke depan Arief tak bisa menjalankan fungsinya sebagai Kepala Badan Pangan Nasional, harus ada evaluasi.

“Untuk itu jadi tantangan beliau jadi kita perlu berikan beberapa waktu ke depan, dan kita tetap mengawasi,” ujarnya.

Kepala Badan Pangan Nasional diangkat berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7/M Tahun 2022 tentang Pengangkatan Kepala Badan Pangan Nasional. Keputusan Presiden ini mulai berlaku sejak tanggal pelantikan ditetapkan di Jakarta pada 21 Februari 2022.

Bakal ada pengganti Arief di Holding Pangan BUMN

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan mencari pengganti Arief Prasetyo Adi sebagai Direktur Utama Holding BUMN Pangan atau ID Food.

Namun, hingga hari ini, Kementerian BUMN belum menetapkankannya. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury. "Akan diganti, tapi belum ditunjuk penggantinya," ujarnya kepada Fortune Indonesia, Senin (21/1).

Badan Pangan Nasional merupakan badan baru yang baru saja dibentuk Presiden melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66 tahun 2021 yang diterbitkan pada 29 Juli 2021.

Secara garis besar, kebijakan pangan akan disusun oleh Badan Pangan Nasional dan dilaksanakan oleh Perum Bulog. 

Lembaga tersebut akan bertanggung jawab langsung kepada presiden. Adapun Perpres tersebut merupakan implementasi Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
11 Bahasa Tertua di Dunia, Ada yang Masih Digunakan
GoTo Lepas GoTo Logistics, Bagaimana Nasib GoSend?
BTPN Syariah Bukukan Laba Rp264 miliar di Kuartal I-2024
Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia