Sempat Langka, Minyak Goreng Rp14 Ribu Kembali Muncul

Ada kekhawatiran minyak goreng akan kembali hilang di pasar.

Sempat Langka, Minyak Goreng Rp14 Ribu Kembali Muncul
Dok. Fortune Indonesia
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan premium menjadi Rp14 ribu per liter, saat ini masih menjadi polemik di kalangan ibu rumah tangga. Bagaimana tidak, beberapa hari lalu terjadi kelangkaan stok, sehingga sulit didapatkan.

Namun berdasarkan pantauan Fortune Indonesia, Rabu (9/2), di Hypermart, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, telah nampak minyak goreng kemasan memenuhi rak. “Memang saat ini sudah ada stoknya,” kata karyawan Hypermart yang enggan disebutkan namanya, saat ditemui di Jakarta.

Kendati stok minyak goreng telah memenuhi etalase, kata pegawai tersebut, biasanya hal ini tak berlansung lama. Sebab, dalam hitungan hari biasanya sudah kosong karena antusiasme masyarakat tinggi terhadap minyak goreng murah. “Misalkan hari ini datang 50 karton, itu bisa langsung habis,” ujarnya.

Dengan kondisi saat ini, dia menyebut kepastian stok minyak goreng masih belum menentu. Hal ini sangat berbeda dengan kondisi sebelum harga minyak goreng menjulang tinggi.

Ia menyebut, terkadang belum adanya kesepakatan dari distributor untuk mengirimkan stok minyak goreng. Hal ini tentu sangat menyulitkan. “Kita hanya mengikuti kebijakan pemerintah,” katanya.

Ritel berusaha taat pemerintah

Tak jauh berbeda, Transmart Lebak Bulus, Jakarta Selatan juga telah tersedia minyak goreng kemasan premium. Berdasarkan pantauan Fortune Indonesia, stok minyak goreng telah cukup banyak dengan ukuran 1 liter dan 2 liter. Harga jualnya pun telah mengacu kepada kebijakan pemerintah, yakni Rp14 ribu per liter.

Namun sayangnya, merek yang tersedia hanya satu, dan tidak populer. “Karena hanya ada item tertentu, ada yang dikirim,” kata pegawai Transmart yang bertanggung jawab atas stok. Kemendag memang telah menetapkan (HET) minyak goreng yang berlaku 1 Februari 2022 yaitu minyak goreng curah Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp14.000 per liter.

Dia menyebut, untuk merek-merek konvensional belum datang untuk saat ini. Terkadang, kata dia, ada pelanggan yang menanyakan jenama minyak goreng terkenal seperti Sunco, Bimoli, atau Tropical. Namun karena tidak tersedia, konsumen harus gigit jari dan tak ada pilihan untuk mengambil stok minyak goreng yang ada. “Itu merek mainstream belum masuk, kalau saat ini tetap diambil aja,” ujarnya.

Kondisi di Transmart Lebak Bulus juga serupa dengan Hypermart, sebab hingga saat ini belum ada kepastian dari distributor untuk mengirimkan stok minyak gorengnya. Sehingga hal ini dikhawatirkan akan terjadi kelangkaan ke depannya.

Dengan demikian, pihak ritel modern pun menerapkan kebijakan pembelian maksimal per orang dua liter. “Karena stoknya juga terbatas,” katanya.

Terkait ada dugaan ritel modern yang nakal yang kerap menimbun atau mengalihkan stok minyak goreng ke pasar tradisional, ia mengaku tidak mengetahuinya. “Bapak bisa tanyakan ke kantor pusat,” ujarnya.

Kemendag jamin stok

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Oke Nurwan mengakui kerap terjadi kelangkaan stok minyak goreng terjangkau di pasaran. Namun ia menyebut, fenomena ini hanya sementara.

Dia juga memastikan seminggu ke depan stok minyak goreng murah akan tersedia. “Kebijakan yang terakhir dari pemerintah adalah kita pastikan harga minyak goreng putus dari ketergantungan harga CPO internasional,” kata dia saat diskusi daring, Selasa (8/2).

Kemendag memastikan produksi CPO untuk kebutuhan minyak goreng dalam negeri tidak akan bocor dan dijual ke luar negeri. Sebab, hingga saat ini saja, dari 196 perusahaan eksportir, baru diterbikan izin ekspor untuk 14 perusahaan karena kebanyakan belum memenuhi pasokan dalam negeri sesuai kebijakan DMO.

Oke mengatakan, pasokan minyak goreng hasil DMO akan mulai mengisi pasar-pasar tradisional dalam kemasan curah seharga Rp11.500 di tingkat konsumen. Diharapkan, dengan kelancaran distribusi minyak curah untuk pasar, tekanan permintaan terhadap toko ritel modern bisa dikurangi.

3 alasan Ombudsman kelangkaan minyak goreng

Sementara itu, Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika, menyebut ada tiga faktor kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng di masyarakat. Hal itu berdasarkan informasi data yang terhimpun dari pantauan sebanyak 34 provinsi.

Tiga fenomena yang terjadi di lapangan di antaranya, adanya penimbunan minyak goreng, perilaku permainan pengalihan minyak goreng ritel modern ke pasar tradisional, dan panic buying. “Ini harus diantisipasi, kami harapkan ketiga hal ini kemudian hari bisa dihilangkan,” kata Yeka saat diskusi daring.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan