Serotipe Wabah PMK Saat Ini Serupa Dengan di India pada 2001

Kode serotipe PMK saat ini adalah O/ME-SA/Ind-2001/e.

Serotipe Wabah PMK Saat Ini Serupa Dengan di India pada 2001
Tim dokter hewan Balai Veteriner Medan, Sumatera Utara bersama petugas Dinas Pertanian Aceh Besar, mengambil sampel darah dan SWAB terhadap ternak sapi yang terindikasi Penyakit Mulut dan Kuku di Desa Lubuk, Kabupaten Aceh Besar.ANTARA FOTO/Ampelsa/YU.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin, dengan nada tinggi meminta Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan penjelasan dengan jujur tentang asal muasal penyakit mulut dan kuku (PMK) yang saat ini menjangkiti hewan ternak di Indonesia.

Dalam rapat tersebut, Sudin mengatakan asal virus PMK berasal dari India. Tetapi, kata dia, Kementan seakan-akan tidak lugas dalam menjawab.

“Saya ini selama seminggu tidak tidur. Saya ingin tahu asalnya dari mana. Jujur aja bilang dari India. Selesai,” ujar anggota dewan dari Fraksi PDIP itu dalam Rapat Kerja dengan Kementan, Senin (23/5).

Awalnya, Menteri Pertanian Sahrul Yasin Limpo tengah memaparkan upaya Kementan dalam menanggulangi wabah PMK yang saat ini sudah menyebar ke 16 provinsi di Indonesia. Dia menjelaskan bahwa serotipe dari wabah PMK yang menjangkiti Indonesia saat ini telah ditemukan. Kode serotipe tersebut adalah O/ME-SA/Ind-2001/e.

Kemudian dalam sesi pemaparan mengenai jenis virus yang mewabah di Indonesia itu, Mentan kemudian tiba-tiba dipotong oleh Sudin dan menanyakan asal muasal virus tersebut. “Tipe O itu asalnya dari mana?” ujarnya.

Dengan kikuk, Mentan menjawab pertanyaan Sudin.  “Dari beberapa negara. Mungkin bisa saya lanjut dulu,” jawabnya.

Sudin tak puas dengan jawaban Mentan. Lalu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan Nasrullah yang mendampingi Mentan menambahkan bahwa serotipe sejenis ditemukan di Asia Tenggara.

Nasrullah mengatakan kendati saat berkembang di Asia Tenggara, jenis virus ini juga sempat ditemukan di India. “Tahun 2001 dari India pak ditemukan (tipe O),” jawab Nasrullah.

Belum ditemukan penyebabnya

Untuk awal mula PMK ini mewabah di Indonesia, Nasrullah tidak menjawab karena masih dilakukan investigasi.

Mempertegas hal tersebut, Syahrul mengungkapkan kementeriannya saat ini masih belum menemukan negara asal yang menjadi sumber PMK pada hewan ternak yang terjadi di Indonesia.

"Dari mana asalnya, kami periksa untuk memastikan dari (negara) mana. Tapi sampai saat ini kita belum bisa pastikan seperti apa virus itu masuk," ujarnya.

Kerugiannya dapat mencapai Rp9,9 triliun

Syahrul mengatakan bahwa penyakit mulut dan kuku (PMK) menular cukup cepat melalui udara. Ia mengatakan, persoalan ini perlu diwaspadai.

Apabila penanganan PMK tidak terlaksana dengan tepat, katanya, maka akan timbul permasalahan baru. Salah satunya adalah kerugian terhadap perekonomian Indonesia.

"Jika tidak ditangani dengan baik, kejadian PMK dalam skala luas akan memberikan dampak kerugian ekonomi terhadap penurunan produktivitas, kematian dan harga jual murah," ujarnya.

Kerugian dari PMK di Indonesia ditaksir mencapai Rp 9,9 triliun per tahun. Ini terjadi akibat penurunan produksi, kematian ternak, dan pelarangan atau pembatasan ekspor produk ternak dan turunannya.

"PMK juga akan berdampak pada perdagangan internasional, baik ternak hidup dan produk ternak karena adanya perdagangan (pembatasan) ekspor," katanya.

Perkembangan wabah PMK pada ternak

Petugas Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang memeriksa kesehatan sapi di salah satu lokasi peternakan di Periuk, Kota Tangerang, Banten, Jumat (13/5/2022). ANTARA FOTO/Fauzan/pras.

Berdasarkan catatan Kementan, ada 3.910.310 ekor ternak dari total populasi 13,8 juta ekor di 16 provinsi. Dari total yang terdampak, sebanyak 13.965 ekor positif terinfeksi PMK berdasarkan uji PCR laboratorium atau sekitar 0,36 persen dari total yang terdampak.

Dari total hewan yang sakit tersebut, 2.630 ekor atau 18,83 persennya telah sembuh dan 99 ekor atau 0,71 persennya mati.
 

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Saat Harga Turun, Edwin Soeryadjaya Borong Saham SRTG Lagi
Lampaui Ekspektasi, Pendapatan Coinbase Naik Hingga US$1,6 Miliar
Mengenal Apa Itu UMA pada Saham dan Cara Menghadapinya