Tansaksi Digital Indonesia Tembus US$70 miliar pada 2021

Transaksi digital Indonesia tumbuh 49% dibandingkan 2020.

Tansaksi Digital Indonesia Tembus US$70 miliar pada 2021
Shutterstock/Treecha
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Nilai total transaksi digital berbasis internet di Indonesia atau gross merchandise value (GMV) diperkirakan US$70 miliar atau lebih dari Rp998 triliun pada 2021. Capaian tersebut meningkat 49 persen jika dibandingkan 2020.

“Ekonomi internet mencapai US$70 miliar, yang mengindikasikan prospek yang optimistis untuk negara berpopulasi besar ini,” tulis laporan e-Conomy SEA 2021 dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, yang dikutip Kamis (11/11).

Dalam laporan itu pun terungkap bahwa secara keseluruhan semua sektor perekonomian berbasis internet mengalami penguatan dengan pertumbuhan tahunan dua digit.

Peningkatan paling tinggi didukung oleh pertumbuhan nilai total transaksi sektor e-commerce sebesar 52 persen. Tahun ini, GMW e-commerce di Indonesia diprediksi mencapai US$53 miliar berbanding US$35 miliar pada 2020.

Kemudian, layanan transportasi dan pesan makanan secara daring juga tumbuh 36 persen ketimbang tahun lalu. Untuk GMV, sektor ini mencapai US$6,9 miliar.

Proyeksi nilai total transaksi digital berbasis internet secara keseluruhan pada 2025 diperkirakan US$146 miliar, dengan rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan 20 persen.

Indonesia jadi tujuan investasi paling populer di Asean

Dengan kembali menguatnya transaksi digital pada semester pertama 2021, Indonesia menjadi tujuan investasi terpopuler di Asia Tenggara (melampaui Singapura) dengan rekor baru nilai transaksi dalam beberapa tahun terakhir.

Terlepas dari kondisi pasar tak menentu, modal asing terus mengalir ke pasar Indonesia mengingat kuatnya pertumbuhan pada sektor penyokong ekonomi, terutama di area layanan digital yang mengalami peningkatan penggunaan akibat COVID-19 seperti e-commerce, fintech, healthtech, dan edtech.

Banyaknya perusahaan teknologi yang akan melantai di pasar modal pun jadi daya tarik tersendiri untuk para investor.

Loyalitas konsumen digital di Indonesia

Menurut laporan ini, Indonesia memiliki 21 juta konsumen digital baru selama 2020 dan semester I-2021. Sebanyak 72 persen dari konsumen baru ini berasal dari area non-metropolitan, yang secara positif menunjukkan peningkatan penetrasi digital di pasar terbesar Indonesia.

Para konsumen digital baru ini diprediksi akan menetap, di mana 96 persen konsumen saat ini telah menggunakan layanan digital. Kemudian dari 99 persen konsumen berencana akan terus menggunakan layanan digital.

Layanan keuangan digital perkuat ekonomi

Layanan keuangan digital juga menjadi sektor pendukung yang penting dalam penguatan ekonomi. Sebanyak 98 persen penjual digital kini menerima pembayaran digital, dan sebanyak 59 persen penjual digital kini menggunakan solusi pinjaman digital.

Banyak penjual juga menggunakan solusi digital untuk berinteraksi dengan pelanggannya, dengan 69 persen penjual berencana untuk meningkatkan penggunaan solusi pemasaran digital dalam lima tahun ke depan.

Dengan demikian, Indonesia menjadi salah satu pasar layanan keuangan digital yang paling dinamis, karena kerangka peraturannya yang lebih terbuka dibandingkan pasar lain di wilayah Asia Tenggara.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan