Telur Mahal, Ini Upaya Kemendag untuk Atasi Lonjakan Harga

Harga telur ayam ras Rp31.000 per kilogram.

Telur Mahal, Ini Upaya Kemendag untuk Atasi Lonjakan Harga
Telur ayam ras. (Pixabay/EmAji)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen untuk menstabilkan pasokan dan harga telur ayam ras yang saat ini mencapai Rp31.000 per kilogram atau naik 6,1 persen dari bulan sebelumnya.

Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Syailendra, mengatakan pihaknya tengah berkoordinasi dan bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional serta Kementerian Pertanian untuk menciptakan iklim usaha perunggasan yang kondusif.

"Dalam jangka panjang, diharapkan akan terbentuk ekosistem perunggasan yang sinergis dan berdampak positif bagi seluruh pelaku usaha perunggasan dan masyarakat selaku konsumen,” kata Syailendra dalam keterangannya, Kamis (25/8).

Menurutnya, ada sejumlah faktor yang menyebabkan kenaikan harga telur ayam ras, di antaranya kenaikan permintaan menyusul pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Kebijakan pelonggaran itu telah meningkatkan permintaan terhadap telur ayam ras sangat signifikan, yaitu sebesar 60 persen untuk memenuhi konsumsi rumah tangga; hotel, restoran, dan kafe; serta industri makanan dan minuman.

Peningkatan permintaan di pasar

Akibat kenaikan permintaan, kata Syailendra, tidak sedikit pedagang besar yang meningkatkan stok telur untuk dapat memenuhi permintaan masyarakat, selain untuk keperluan mendukung program bansos/penyaluran telur kepada masyarakat.

"Kejadian serupa pernah terjadi pada Desember 2021 dimana penyerapan telur oleh pemerintah untuk bansos menyebabkan harga telur ayam ras di tingkat peternak mencapai Rp23.000 per kilogram dengan puncak tertinggi terjadi pada minggu keempat Desember 2021 yang mencapai Rp26.900 per kilogram," ujarnya.

Syailendra juga mengungkapkan, kenaikan harga telur ayam ras di tingkat eceran terjadi akibat kenaikan harga di tingkat peternak sejak Mei 2022 yang menyentuh Rp24.000 per kilogram. Meningkatnya harga jual dari peternak dipengaruhi tingginya biaya produksi yang saat ini berkisar Rp21.000-Rp22.000 per kilogram.

Berdasarkan pantauan Kemendag, rata-rata nasional telur ayam ras di tingkat eceran sekitar Rp31.000 per kilogram pada Selasa (23/8) atau mengalami kenaikan sekitar 2,9 persen dibandingkan seminggu sebelumnya dan naik sekitar 6,1 persen dibandingkan sebulan sebelumnya.

Fluktuasi dan bansos

ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/aww.

Direktur Utama ID Food, Frans Marganda Tambunan, tidak menampik persoalan harga telur ayam ras yang selalu fluktuatif sepanjang tahun. Dia mengatakan, kenaikan harga telur setiap tahun bahkan terjadi tiga hingga empat kali.

Frans mengatakan salah satu sumber masalah harga telur maupun komoditas lainnya yang kerap bergejolak akibat tidak adanya integrasi rantai dari hulu ke hilir, dari saat proses produksi, pascapanen, hingga di tingkat konsumen.

Selain itu, khusus pada masalah kenaikan harga telur saat ini, Frans menyatakan ada kemungkinan juga dipicu oleh realisasi program bantuan sosial dari pemerintah yang meningkatkan permintaan telur dari para peternak layer. "Ini dilema. Ini pun tidak bisa dipecahkan oleh RNI (Induk ID Food) sendiri. Kita akan bangun ekosistem agar produktivitas sepanjang tahun (stabil)," kata dia di Kementerian BUMN, Selasa (23/8).

Related Topics

Harga TelurKemendag

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi