Waspada Penyakit, Baju Bekas Impor Masuk dari Indonesia Timur

Masuknya impor baju bekas bergeser ke Indonesia Timur.

Waspada Penyakit, Baju Bekas Impor Masuk dari Indonesia Timur
Pengunjung melihat produk fesyen bersertifikasi halal yang dipajang dalam pameran Malang Islamic Movement di Mall Dinoyo City Malang, Jawa Timur, Kamis (2/12/2021). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/hp.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan impor baju bekas masih banyak terjadi di Indonesia. Pemerintah menduga kini pintu masuk impor tersebut telah bergeser ke Indonesia timur.

“Tadinya kan wilayah-wilayah Sumatra, sekarang udah ada di wilayah timur dari wilayah Nusa Tenggara, dari Manado, yang berbatasan dengan laut-laut lepas," ujar Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan, Veri Anggrijono, di ICE BSD, Tangerang, Rabu (19/10).

Pihaknya telah mengantisipasi kedatangan baju bekas impor dari arah Indonesia Barat, seperti dari Batam dan kawasan Sumatra. Namun, importir mengakalinya dengan menggeser haluan ke sisi timur Tanah Air.

Ia tidak menampik peredaran baju bekas ini sudah masif. Peredarannya dimulai dari pintu-pintu ilegal di lapangan.

"Kita paham, tahu pintu-pintu masuk sudah banyak. Kita secara berkala melakukan pengawasan. Memang pelaku usaha yang nakal ini sangat mengganggu, khususnya industri lokal garmen kita karena enggak bisa bersaing," kata Veri.

Bentuk tim untuk menangkal

Menindaklanjuti kasus tersebut, dia menyebut Kemendag telah membentuk tim untuk menangkal kedatangan baju impor bekas. Namun, pemerintah juga meminta bantuan dari masyarakat untuk ikut melapor bila ada temuan.

"Masyarakat diberikan kewenangan untuk melakukan pengawasan. Hasil pengawasan yang mereka lakukan dilaporkan kepada kami," ujarnya.

Kendati tidak ada larangan untuk menjual atau membeli baju bekas, Veri mengimbau khalayak luas untuk lebih selektif. Pasalnya, dalam baju bekas importasi tersebut biasanya terkandung mikroorganisme yang menjadi sumber penyakit.

“Karena hasil penelitian kita, hasil lab kita, kita sudah lakukan pengujian. Hasilnya pakaian-pakaian itu mengandung virus. Kalau terakumulasi itu dapat menyebabkan penyakit kulit,” ujarnya.

Baju bekas digandrungi anak muda

Pada banyak platform toko online dapat ditemukan penjualan baju-baju bekas dengan harga sangat murah, mulai belasan hingga puluhan ribu rupiah. Bahkan, ada pula yang menjual baju bekas dalam volume besar.  

Harga murah, kualitas baik, dan bermerek, menjadi daya tarik konsumen memburu pakaian bekas, terutama yang berasal dari luar negeri. 

Di Indonesia, mengacu pada hasil survei Goodstats mengenai preferensi gaya fesyen anak muda yang dilaksanakan pada 5-16 Agustus 2022 dengan melibatkan 261 responden, mayoritas responden atau sekitar 49,4 persen mengaku pernah membeli fesyen bekas dari hasil thrifting.  

Sisanya, sekitar 34,5 persen mengaku belum pernah mencoba thrifting dan sebanyak 16,1 persen memilih untuk tidak akan pernah mencoba membeli barang hasil thrifting.

Related Topics

Baju BekasKemendag

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Laba PTRO Q1-2024 Amblas 94,4% Jadi US$163 Ribu, Ini Penyebabnya
Waspada IHSG Balik Arah ke Zona Merah Pascalibur
Laba Q1-2024 PTBA Menyusut 31,9 Persen Menjadi Rp790,9 Miliar
Laba Q1-2024 Antam Tergerus 85,66 Persen Menjadi Rp238,37 Miliar