BPS: Sektor Pertanian Masih Tumbuh di Bawah Level Sebelum Pandemi

Kontribusi ke PDB besar, tapi pertanian cuma tumbuh 2,25%.

BPS: Sektor Pertanian Masih Tumbuh di Bawah Level Sebelum Pandemi
Ilustrasi persawahan. (dok. Kementan)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, mengatakan pertumbuhan sektor pertanian sepanjang 2022 masih berada di bawah level sebelum pandemi. Padahal, andil sektor ini terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) cukup besar, yakni 12,4 persen. 

"Pertanian di tahun 2022 tumbuh 2,25 persen," ujar Margo dalam konferensi pers, Senin (6/2).

Pertumbuhan lapangan usaha sektor pertanian memang masih rendah dalam tiga tahun terakhir atau sejak 2020, yaitu 1,77 persen pada 2020 dan 1,87 persen pada 2021. Padahal, sejak 2011 pertumbuhannya tidak pernah berada kurang dari 3 persen.

Jika ditilik dalam kerangka satu dekade, pertumbuhan tahunan sektor pertanian pada 2011-2019 adalah 3,95 persen (2011), 4,59 persen (2012), 4,20 persen (2013), 4,24 persen (2014), 3,75 persen (2015), 3,37 persen (2016), 3,92 persen (2017), 3,88 persen (2018), dan 3,61 persen (2019).

Pada 2022, beberapa subsektor bidang pertanian yang tumbuh adalah peternakan dengan 6,24 persen, yang didorong peningkatan produksi unggas domestik dan kenaikan permintaan luar negeri untuk produk ternak unggas dan hasilnya.

Kemudian, subsektor tanaman Hortikultura tumbuh 4,22 persen, ditopang oleh peningkatan permintaan luar negeri terhadap buah dan sayur produk Indonesia.

Sementara untuk tanaman pangan "hanya tumbuh sebesar 0,08 persen, didorong oleh peningkatan luas panen dan produksi tanaman khususnya padi," katanya.

Sektor unggulan lainnya

Selain sektor pertanian, industri pengolahan juga menjadi lapangan usaha unggulan yang berandil besar terhadap PDB. Kontribusinya tahun lalu 18,34 persen atau tertinggi dibandingkan lapangan usaha lainnya.

Meski demikian pertumbuhannya hanya 4,89 persen atau masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional .

Sudah itu, subsektor industri makanan dan minuman tumbuh 4,90 persen karena didorong peningkatan permintaan beberapa komoditas makanan dan minuman di dalam negeri serta kenaikan ekspor CPO.

Lalu, subsektor industri logam dasar tumbuh 14,8 persen karena adanya dorongan dari meningkatnya kapasitas produksi di sentra tambang serta membaiknya harga komoditas di pasar ekspor.

Sektor lainnya yang memiliki andil cukup besar terhadap PDB pada 2022 adalah perdagangan dengan 12,85 persen. Pertumbuhan sektor tersebut 5,52 persen atau lebih tinggi dibandingkan 2021 yang mencapai 4,63 persen.

Subsektor perdagangan mobil, sepeda motor dan reparasinya tumbuh 5,89 persen, terutama didorong oleh peningkatan penjualan mobil dan sepeda motor.

Kemudian, perdagangan besar dan eceran, bukan mobil dan sepeda motor tumbuh 5,44 persen, didorong oleh peningkatan pasokan barang domestik dan impor serta peningkatan kunjungan ke tempat perbelanjaan seiring dengan pelonggaran PPKM.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M