ESDM Data Calon Vendor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia

Lokasi pengembangan PLTN masih dalam kajian.

ESDM Data Calon Vendor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir/Pixabay
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan pemerintah masih melakukan kajian terhadap rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia.

Hingga saat ini, pihaknya juga masih mendata calon vendor yang dianggap layak dan tepat untuk melakukan pembangunan pembangkit tenaga nuklir di wilayah yang akan ditentukan kelak.

"Pembangkit listrik tenaga nuklir, sesuai dengan RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) di 2021 sudah dilakukan pendataan terhadap beberapa vendor khususnya PLTN skala kecil. Termasuk teknologinya dan ini sejalan dengan pengembangan target yang ada di lapangan," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (17/1).

Dadan juga mengatakan bahwa Menteri ESDM Arifin Tasrif telah menerbitkan Keputusan Menteri untuk pembentukan tim dalam rangka mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir.

Pasalnya, pembangkit tersebut juga akan masuk ke dalam indikator kinerja utama atau Key Performance Indicator (KPI) di Kementerian ESDM. "Sekarang sudah terbit Keputusan Menteri ESDM untuk pembentukan tim terkait dengan persiapan untuk penyusunan kelembagaan dari pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir," tutur Dadan.

Studi Lebih Banyak di Batan

Meski demikian, lanjut Dadan, studi atas pembangunan PLTN tersebut lebih banyak berada di Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) ketimbang di kementerian ESDM. Termasuk dalam hal lokasi yang rencananya akan dikembangkan untuk pembangkit.

"Kalau untuk PLTN dari sisi kajian atau studi lebih banyak di Batan. ESDM juga terlibat khususnya Badan Litbang. Kami juga melakukan kajian termasuk yang ada di Bangka Belitung dan Kalimantan. Tapi memang belum ada penunjukan di mana lokasinya," terangnya.

Adapun terkait investor yang terlibat, pemerintah masih mengkaji siapa saja yang layak masuk ke dalam proyek pembangkit nuklir pertama di Indonesia tersebut. "Berapa hitung-hitungan investasi juga bervariasi tergantung dari kelas pembangkitnya, teknologi yang digunakan, dan pembangkitnya juga," imbuh Dadan 

Yang jelas, kata dia, beberapa vendor telah menawarkan harga jual listrik yang cukup kompetitif dibandingkan pembangkit energi baru terbarukan lainnya.

"Ada pihak yang menyampaikan ke kami bahwa listriknya menarik dari sisi harga 9-10 sen per kWh. Ada juga yang menyampaikan 7 sen per kWh. Tapi dari pemerintah sesuai regulasi sekarang bahwa kebijakan ini memastikan secara teknologi ini harus yang teruji. Jadi sudah ada contoh secara komersialnya," tegasnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya
IKN Menjadi Target Inovasi yang Seksi bagi Investor Luar Negeri
Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp104,7 Triliun Hingga 31 Maret 2024
Museum Benteng Vredeburg Lakukan Revitalisasi Senilai Rp50 Miliar
Pemerintah Realisasikan Rp220 T Untuk 4 Anggaran Prioritas di Q1 2024
ERAL Kolaborasi dengan DJI dan Fujifilm di Kampanye Motion Creativity