Lanjut Jadi Dirut Pertamina, Ini Setumpuk PR Nicke Widyawati

Nicke ingin Pertamina punya valuasi US$100 miliar.

Lanjut Jadi Dirut Pertamina, Ini Setumpuk PR Nicke Widyawati
Nicke Widyawati, Chair of Task Force Energy, Sustainability, & Climate B20. (dok. Pertamina)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero) telah mengukuhkan Nicke Widyawati sebagai Direktur Utama Pertamina untuk periode kedua. Nicke, yang menggantikan Elia Massa Manik pada April 2018, telah mengarungi karirnya di pucuk pimpinan Pertamina selama empat tahun, dan berpotensi menjadi dirut terlama di perusahaan migas terbesar Indonesia itu.

Meski membawa sejumlah terobosan selama memimpin, Nicke masih punya banyak "pekerjaan rumah" yang belum terselesaikan. Terutama, dalam menyongsong era transisi energi dan meletakkan podasi bagi Pertamina untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia.

"Sebagai pucuk tertinggi kepemimpinan di BUMN Migas nasional, saya memiliki tanggung jawab untuk memastikan Pertamina terus memberikan energi untuk bangsa dan negara dan membawa Pertamina sebagai perusahaan energi global yang menjadi lokomotif penggerak pertumbuhan ekonomi nasional," demikian ia berujar dalam sebuah wawancara bersama Fortune Indonesia.Berikut "PR" yang menanti Nicke Widyawati di periode kedua kepemimpinannya:

Meningkatkan produksi kilang

Di era kepemimpinannya, Pertamina akhirnya menyelesaikan salah satu proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) di kilang Balongan, Jawa Barat, pada tahun ini. Dimulai Februari 2021, RDMP Balongan jadi yang pertama selesai di antara lima proyek “upgrading” kilang Pertamina. 

Mengutip situs Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), ada lima proyek RDMP yang telah dicanangkan sejak 2016, dengan nilai investasi hingga Rp 214,16 triliun. Selain Balongan, yang terdiri dari dua tahap, proyek RDMP juga menyasar kilang Cilacap, Jawa Tengah;  kilang Dumai, Riau; kilang Balikpapan, Kalimantan Timur; dan kilang Plaju, Sumatera Selatan.

Merampungkan seluruh proyek RDMP  penting bagi Pertamina untuk memastikan kebutuhan BBM dalam negeri bisa terpenuhi tanpa banyak mengimpor. Pasalnya, hingga saat ini, kilang Pertamina baru mampu memenuhi 55-60 persen kebutuhan BBM nasional.

Jika seluruh proyek RDMP selesai, kapasitas olahan BBM Pertamina ditaksir bisa bertambah sebanyak 425 ribu barel per hari (bph) dari 700 ribu bph menjadi 1,125 juta bph. Selain proyek RDMP ada pula proyek Grass Root Refinery (GRR) atau pembangunan kilang baru di Tuban, Jawa Timur, yang akan menambah kapasitas olahan minyak Pertamina sebanyak 300 ribu bph.

"Sehingga total kapasitas olahan jadi 1,425 juta, dan itu akan mulai dioperasikan keseluruhannya di akhir 2026 atau di 2027," tutur Nicke dalam rapat kerja di DPR beberapa waktu lalu.

Target produksi 1 juta barel per hari

Sebagai perusahaan migas plat merah, Pertamina memiliki peran penting untuk membantu pemerintah mencapai teraget produksi produksi minyak 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada 2030.Hingga saat ini, Subholding Upstream Pertamina masih terus berpacu untuk meningkatkan produksinya. Berdasarkan catatan Fortune Indonesia, produksi minyak perseroan per Semester I 2022 telah 518 ribu BOPD, naik dari capaian tahun sebelumnya yang sebesar tercatat 390 ribu BOPD.

Seperti diketahui, sejak 9 Agustus 2021, produksi hulu Pertamina mendapat penambahan produksi dari Blok Rokan yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Pertamina berhasil mempertahankan produksi paska alih kelola dengan melakukan pengeboran yang telah ditetapkan dalam kurun waktu Agustus-Desember 2021 sebanyak 161 sumur. Di tahun ini, targetnya ada 500 sumur yang dibor Pertamina.

Per Juli lalu, Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan, Jaffee Suardin mengatakan perseroan telah melakukan pengeboran 350 sumur di Blok Rokan. "Pertamina akan terus berupaya untuk menghasilkan energi untuk Bangsa Indonesia khususnya untuk dapat berkontribusi optimal dalam mencapai target nasional produksi minyak 1 juta BOPD," kata Nicke.

Digitalisasi

Di era Nicke, Pertamina telah memulai pembangunan digitalisasi baik di sektor hulu maupun hilir.  Hal ini dibuktikan antara lain dengan Pertamina Integrated, Enterprise Data & Command Centre (PIEDCC) sebagai pusat big data untuk mengendalikan kinerja Pertamina group.

Digitalisasi hulu migas, misalnya, dilakukan melalui Integrated Optimization Decision Support Centre, misalnya. Sementara di kilang, digitalisasi dilakukan melalui Predictive & Prescriptive Maintenance System. Adapun digitalisasi di hilir, dilakukan melalui New Gantry System di Fuel Terminal, SmartMT di Mobil Tangki dan digitalisasi seluruh SPBU. 

Meski demikian, PR digitalisasi Pertamina juga masih banyak. Di kilang, misalnya, masih ada sejumlah refinery unit yang perlu didigitalisasi. Direktur Eksekutif Aspermigas Moshe Rizal menuturkan, digitalisasi pada kilang Pertamina penting untuk mencegah terjadinya insiden-insiden yang terjadi di sekitar area kilang.

Dus, kata dia, produksi kilang juga dapat lebih dioptimalkan. "Digitalisai itu penting, karena kita lihat belakangan kilang ada yang kebakar, kan. Jadi memang supaya efisien dan upaya preventif, lakukan lah digitalisasi," tuturnya.

Mencapai valuasi US$100 miliar

Nicke menuturkan, salah satu PR terbesar yang kini perlu diselsaikan adalah menciptakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dengan mengoptimalkan kekayaan alam yang ada menjadi energi baru. Misalnya, gasifikasi batu bara menjadi DME pengganti LPG,  pengembangan ekosistem EV battery, gas to methanol, serta  bioethanol.

Menurutnya, capaian yang telah ditorehkan di periode pertama merupakan landasan untuk menjalankan program dan mengejar target perusahaan pada periode keduanya. 

Sebagai top management Pertamina, lanjut Nicke, ia akan bergandengan tangan dengan seluruh jajaran Direksi dan Komisaris serta Perwira Pertamina Group dalam melaksanakan tiga strategi utama di tahun ini yakni : meningkatkan kinerja bisnis migas eksisting, menjalankan transisi energi, serta pengembangan energi baru terbarukan. 

"Kami akan melanjutkan transisi energi dengan inisiatif dan agenda strategis untuk menjamin ketahanan energi di masa depan sekaligus mengejar aspirasi pemegang saham yakni mencapai market value sebesar US$100 miliar," pungkas Nicke.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya
IKN Menjadi Target Inovasi yang Seksi bagi Investor Luar Negeri
Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp104,7 Triliun Hingga 31 Maret 2024
Museum Benteng Vredeburg Lakukan Revitalisasi Senilai Rp50 Miliar
Pemerintah Realisasikan Rp220 T Untuk 4 Anggaran Prioritas di Q1 2024
ERAL Kolaborasi dengan DJI dan Fujifilm di Kampanye Motion Creativity