Lanjut Penjajakan dengan ARRIVAL, Direksi MIND ID Terbang Inggris

MIND ID lakukan joint study development dengan ARRIVAL.

Lanjut Penjajakan dengan ARRIVAL, Direksi MIND ID Terbang Inggris
Ilustrasi pengisian kendaraan bertenaga listrik. (Pixabay/GoranH)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID, atau Mining Industry Indonesia, melanjutkan penjajakan aliansi kendaraan listrik dengan perusahaan asal Inggris ARRIVAL Ltd. Hari ini, sejumlah direksi MIND ID kembali terbang ke United Kingdom untuk melakukan join study terakait pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

"Jadi (MIND ID) ke sana mau tanda-tangan untuk joint study development. Jadi pasar Indonesia cocoknya bagaimana, desain kendaraan yang disenangi seperti apa. Karena belum tentu yang di sana cocok dengan yang di sini," ujar Direktur Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo, saat ditemui di sela acara Indonesia Millenial dan Gen-Z Summit 2022, Kamis (29/9).

Sebelumnya, pada Juni lalu, jajaran direksi MIND ID telah mengunjungi pabrikan kendaraan listrik ARRIVAL. Para pihak bertemu untuk mengeksplorasi solusi pasokan potensial, termasuk baterai dan aluminium serta membahas desain dan pengembangan kendaraan listrik.

Kunjungan tersebut juga merupakan bagian dari upaya MIND ID dalam menjajaki pengembangan pabrik mikro baterai listrik komersial di Indonesia dan Asia Tenggara. ARRIVAL sendiri tengah berupaya meningkatkan rantai pasokannya dan mengembangkan inisiatif strategis untuk mengamankan bahan baku yang dibutuhkan dalam produksi kendaraan listriknya.

ARRIVAL, yang  memiliki pangsa pasar cukup kuat untuk kendaraan listrik logistik seperti bus, kata Dilo, sangat potensial jadi mitra strategis MIND ID. Terutama untuk mengembangkan portofolio bisnis di ekosistem kendaraan listrik melalui anak usahanya Indonesia Battery Corporation (IBC), serta dalam rangka mendorong hilirisasi industri aluminium.

"Mereka mau membuat produksinya hari ini terganggu rantai pasoknya karena alumuniumnya sulit, dia melihat potensi untuk berinvestasi di Indonesia. Kita bisa menawarkan untuk menjadi salah satu mitranya terutama untuk bisa mensuplai baterai sampai alumunium," jelasnya.

"Kalau dilihat konstruksinya, bahannya, hampir 60 persen alumunium, bagaimana kita bisa memanfaatkan persentase suplainya dari kita. Aluminium kita punya, kita punya bauksitnya, kita punya aluminanya, kita bisa porduksi aluminumnya, jadi kira-kira satu kendaraan itu hampir 1,2 ton butuh material aluminiumnya," imbuhnya.

Rencana investasi di ekosistem EV

Selain itu, ARRIVAL memiliki microfactory yang merevolusi pendekatan tradisional untuk produksi kendaraan dengan menghilangkan biaya pengiriman dan memaksimalkan nilai tambah melalui perancangan dan produksi produk lokal.  "Jadi enggak perlu space besar, investasi yang besar, itu yang disebut micro factory," terangnya.

Sebelumnnya, dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik, MIND ID sebagai pemegang saham 25 persen IBC juga telah melakukan penandatanganan Framework Agreement bersama-sama PT Aneka Tambang Tbk, PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd (CBL) untuk inisiatif proyek baterai kendaraan listrik (EV battery) terintegrasi pada 19 April 2022.

Pada hari yang sama, Antam dan IBC juga menandatangani perjanjian serupa dengan LG Energy Solution. Perkiraan total nilai investasi dari kedua mitra ini mencapai sebesar US$15 miliar atau setara dengan Rp215 triliun.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen