Melihat Kelas Batu Bara Indonesia, Mana Paling Banyak Diproduksi?

60 persen produksi batu bara Indonesia berjenis medium rank.

Melihat Kelas Batu Bara Indonesia, Mana Paling Banyak Diproduksi?
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Barito, Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Rabu (1/9/2021). ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Krisis energi kian mendesak negara-negara Eropa untuk mengimpor batu bara dari produsen besar seperti Indonesia. Namun, kebutuhan tersebut tak serta-merta dapat terpenuhi lantaran mayoritas produksi batu bara Indonesia berkualitas rendah dan banyak dihindari pasar global.

Lantas, bagaimana sebenarnya pengelompokan kualitas batu bara tersebut?

Batu bara sendiri memiliki sistem klasifikasi yang mengacu pada ISO (International Standard Organization). Untuk batu bara termal atau yang digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik, peringkat kualitas didasarkan pada metode analisis reflektansi vitrinit (Rv).

Dari situ, tingkat kematangan batu bara dapat ditentukan, yakni peringkat rendah (low rank), sedang (medium rank) dan tinggi (high rank).

Berdasarkan kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 2019, sebagian besar cadangan batu bara di Indonesia—sekitar 60 persen—masuk dalam kategori medium rank atau berkalori sedang. Di luar itu, 30 persen sisanya masuk dalam kategori low rank.

Adapun produksi batu bara kategori high rank persentase produksinya hanya sebesar 7 persen dan kategori very high rank dengan nilai kalori di atas 7.100 kkal/kg ADB hanya sebesar 2 persen. Eropa sendiri memakai batu bara kualitas tinggi atau high rank dan mulai mengurangi konsumsi batu bara berkualitas rendah dari Indonesia sejak 2018.

Berikut jenis batu bara berdasarkan kategorinya:

Low Rank

Batu bara peringkat rendah adalah batu bara jenis lignit dan sub-bituminous yang memiliki Rv lebih kecil sama dengan 0,5 persen. Batu bara ini juga memiliki kadar kalori yang rendah, yakni di bawah 5.100 kkal/kg ADB.

Ia biasanya mempunyai ciri fisik berwarna coklat kusam atau sering juga disebut sebagai brown coal, memiliki porositas tinggi, mudah hancur, reaktivitas tinggi dan mudah terbakar.

Medium Rank

Batu bara peringkat menengah adalah batu bara jenis bituminous yang mempunyai Rv 0,5 hingga 0,2. Batu bara jenis ini mempunyai ciri warna hitam mengkilat atau sering juga disebut black coal.

Kendati demikian, ia mempunyai nilai kalori cukup besar yakni sekitar 5100-6100 kkal/kg ADB. Batu bara jenis ini juga mempunyai reaktivitas dan porositas yang lebih rendah, tetapi tidak mudah menyerap air seperti low rank.

High Rank

Batu bara peringkat tinggi adalah batu bara jenis antrasit yang mempunyai Rv 2,0 hingga 6,0. Batubara jenis ini berwarna hitam mengkilat sampai keperakan. Ketahanannya terhadap cuaca paling tinggi dibandingkan jenis lain. Ia juga tak mudah hancur apabila terjadi perubahan cuaca. 

Kalori batu bara jenis ini berada di atas 6.100 sampai 7.100 kcal/kg ADB. Reaktivitasnya paling rendah dibandingkan dengan batu bara peringkat rendah dan peringkat menengah sehingga tidak mudah terbakar. Kadar air batu bara jenis ini paling rendah dan, sebaliknya, kadar karbonnya lebih tinggi dari dua jenis batu bara sebelumnya.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online, Tak Usah Pergi ke BPN
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Daftar Emiten Buyback Saham per Mei 2024, Big Caps!
Pabrik BATA Purwakarta Tutup, Asosiasi: Pasar Domestik Menantang