Penyaluran BLT BBM per 16 September 2022 Capai Rp6,2 Triliun

Bantuan subsidi upah telah tersalurkan 27,29 persen.

Penyaluran BLT BBM per 16 September 2022 Capai Rp6,2 Triliun
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dalam keterangan pers dari KTT G20 2021 (31/10). (FORTUNEIDN)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Realisasi bantuan langsung tunai (BLT) kenaikan harga BBM baru mencapai Rp6,2 triliun per September 2022. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan jumlah tersebut diberikan kepada 20,62 juta kelompok penerima manfaat (KPM) sebesar Rp150 ribu selama dua bulan--dari total empat bulan yang disalurkan dalam dua tahap.

"Untuk separuhnya lagi akan dibayarkan pada bulan November atau Desember nanti," ujarnya dalam konferensi pers APBN KiTA, Senin (27/9).

Selain BLT BBM, ada pula bantuan subsidi upah (BSU) yang baru terealisasi Rp2,62 triliun atau 27,29 persen dari total alokasi yang sebesar Rp9,6 triliun. Bantuan tersebut digelontorkan kepada 4,4 juta pekerja bergaji maksimal Rp3,5 juta per bulan.

Besar bantuannya adalah Rp600 ribu dan disalurkan secara sekaligus atau satu kali. "Total sasaran ada 16 juta pekerja atau buruh," jelas mantan Direktur Pelaksana bank Dunia tersebut.

Selanjutnya, 523 pemerintah daerah (pemda) telah mengeluarkan dana Rp3,4 triliun untuk meredam dampak inflasi usai harga BBM naik. Perinciannya, dana Rp1,7 triliun untuk bantuan sosial, penciptaan lapangan kerja Rp600 miliar, transportasi Rp300 miliar, dan perlindungan sosial lain Rp800 miliar.

"Angka ini lebih tinggi dari angka yang tadinya kami identifikasi 2 persen dari dana transfer umum (DTU). Ini berarti daerah-daerah sudah cukup baik dan responsif berupaya meringankan beban masyarakat," katanya.

Kenaikan BBM picu inflasi

Kenaikan harga BBM bersubsidi rata-rata 30 persen yang dilakukan pemerintah sebelumnya diramalkan menambah bobot penekan katrol inflasi, terutama pada komponen harga diatur pemerintah atau administered price.

Karena itu, pemerintah akhirnya memberi tambahan bantuan sosial dalam rangka menjaga daya beli masyarakat. Langkah ini juga sejalan dengan fokus kebijakan pemerintah yaitu menjaga momentum pemulihan melalui terjaganya daya beli masyarakat, namun anggaran tetap aman, kredibel dan berkelanjutan dalam jangka menengah-panjang.

Bahkan, melalui penambahan bansos ini pemerintah telah menjalankan tiga tujuan sekaligus, yaitu melindungi rakyat, mempertahankan pemulihan ekonomi, sekaligus menghemat dan menciptakan keberlanjutan serta kredibilitas APBN.

Untuk menentukan kebijakan selanjutnya, pemerintah akan terlebih dahulu melihat faktor penyebab tekanan harga BBM pada 2023. “Jadi, kita coba pastikan dulu. Kalau isunya dari sisi supply, ya kita akan bahas dari sisi supply,” ujar Sri Mulyani.

Harga minyak di tingkat global tahun depan diperkirakan masih akan fluktuatif, meski saat ini mulai ada penurunan. “Sekarang kita melihat harga minyak sedikit menurun, tetapi kita tidak yakin kapan ini akan naik atau apakah akan turun dan terus turun lagi,” katanya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
11 Bahasa Tertua di Dunia, Ada yang Masih Digunakan
GoTo Lepas GoTo Logistics, Bagaimana Nasib GoSend?
BTPN Syariah Bukukan Laba Rp264 miliar di Kuartal I-2024
Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia