Premium dan Pertalite Dihapus Tahun Depan, Bagaimana Skemanya?

Pemerintah siapkan peta jalan BBM ramah lingkungan.

Premium dan Pertalite Dihapus Tahun Depan, Bagaimana Skemanya?
ANTARA FOTO/Indrayadi TH
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih mengatakan pemerintah telah menyiapkan peta jalan BBM ramah lingkungan yang memuat penghapusan bahan bakar minyak jenis Premium dan Pertalite.

Ia mengatakan penghapusan dua jenis BBM tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah memperbaiki kondisi lingkungan dengan mendorong penggunaan bahan bakar jenis Pertamax dengan RON 92.

Kita memasuki masa transisi di mana Premium [RON 88] akan digantikan dengan Pertalite [RON 90], sebelum akhirnya kita akan menggunakan BBM yang ramah lingkungan," ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Selasa (28/12).

Menurut Soerjaningsih, penggunaan bahan bakar sejenis Premium dengan RON 88 hanya tersisa di tujuh negara saja, termasuk Indonesia. Volume yang digunakan pun sangat kecil karena kesadaran masyarakat menggunakan BBM dengan kualitas yang lebih baik kini jauh meningkat.

Ia menaksir, peralihan dari Premium ke Pertalite akan mampu menurunkan kadar emisi CO2 sebesar 14 persen, sedangkan peralihan penuh ke BBM jenis Pertamax akan menurunkan kembali emisi CO2 sebesar 27 persen.

Kendati demikian, ia tak menyebut secara pasti kapan penghapusan dua jenis BBM tersebut bakal dilakukan. Yang jelas, dengan peta jalan yang telah dibuat, pemerintah telah menyiapkan jadwal peralihan bertahap ke Pertamax tersebut. "Sehingga kita juga mencermati volume Pertalite yang harus disediakan untuk masyarakat," ungkapnya.

Pastikan Keterjangkauan dan Suplai

Terpisah, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati membenarkan bahwa penghapusan Premium dan Pertalite akan dilakukan secara bertahap di tahun depan. Namun ia enggan membeberkan bagaimana tahapan peralihan ke Pertamax tersebut bakal dilakukan.

"Tahapan seperti apa, kami terus mendorong masyarakat menggunakan kualitas lebih baik lagi. Supaya sesuai dengan ketentuan minimum, kemudian lari ke Pertamax," kata Nicke di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (28/12).

Ia juga menegaskan bahwa penghapusan dua jenis BBM yang dianggap kurang ramah lingkungan tersebut akan memperhatikan keterjangkauan masyarakat serta ketersediaan suplai dari Pertamina.

"Kita melihat bagaimana tahapan yang dilakukan karena Pak Presiden mengatakan harus melihat aspek lain dalam implementasinya. pertama affordability kedua kesiapan suplai dari Pertamina itu sendiri," jelasnya.

Lantaran itu, ia menegaskan bahwa dalam waktu belum akan ada kebijakan penghapusan Pertalite. Namun, Pertamina akan melakukan metode shifting yang serupa seperti menggeser Premium.

"Tidak ada kebijakan hari ini yang untuk menghapuskan pertalite. Itu tidak ada. Jadi ini kembali lagi, kita ini lebih ke edukasi, edukasi ke masyarakat karena nanti kita akan sama-sama merasakan manfaat dari program Langit Biru," ujar Nicke.

"Pertalite ini masih ada di pasaran, tapi kami mendorong agar menggunakan yang lebih baik, yaitu Pertamax supaya kita bisa memberikan kontribusi terhadap penurunan emisi," tandasnya. 

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

IDN Media Channels

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen