Realisasi Penerimaan Daerah Baru 14,4%, Belanjanya Cuma 5,36%

Serapan dan belanja daerah masih lambat hingga 17 April.

Realisasi Penerimaan Daerah Baru 14,4%, Belanjanya Cuma 5,36%
Rombongan pejabat Badan Usaha Milik Daerah PT Pembangunan Aceh (PEMA) dan PT Alpine Green meninjau lokasi Kawasan Industri Aceh (KIA) di desa Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Jumat (12/11/2021). ANTARA FOTO/Ampelsa/aww.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Suhajar Diantoro mengatakan, rata-rata realisasi pendapatan pemerintah daerah di seluruh Indonesia hingga 17 April 2022 masih di angka 14,44 persen. Persentase tersebut terbilang rendah jika dibandingkan dengan oenerum pemerintah pusat hingga akhir Maret yang mencapai 27,13 persen.

Menurutnya, kondisi tersebut sangat tidak ideal sebab dapat menggangu program-program daerah yang punya efek pengganda terhadap perekonomian.

"Masih 14,44 persen baik provinsi maupun kabupaten/kota. Ini memberikan gambaran, kalau tadi kita mengatakan ada Rp1.100 triliun APBD se-Indonesia dalam setahun sekarang baru 14 persen. Ini adalah bagian juga daripada cerminan kita untuk menggerakkan roda perekonomian. Perencanaan sudah ada, kalau anggaran enggak ada enggak jalan juga," ujarnya Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2022, Kamis (28/9).

Tak hanya itu, realisasi belanja daerah juga tercatat masih sangat rendah hingga periode awal di kuartal kedua. Hari ini, tutur Suhajar, rata-rata belanja masih di angka 5,36 persen. "Bahkan di tingkat kabupaten/kota masih di bawah 5 persen. Realisasi belanja. Sedangkan sudah bulan April," jelasnya.

Memang, tutur Suhajar, APBD bukan satu-satunya penggerak ekonomi di daerah. Tapi, APBD ia punya peran besar sebagai tulang punggung perekonomian. Jika serapan anggaran macet, maka roda ekonomi di daerah juga tersendat.

"Tadi sudah saya gambarkan Rp1.100 triliun APBD di seluruh Indonesia. 1.200 investasi, Rp2.000 triliun APBN. Tetapi apbd yang 1.100 triliun ini adalah inti penggerak ekonomi karena pemerintah daerah menjadikan APBD sebagai instrumen memajukan sektor yang menjadi prioritas," tuturnya.

Lelang bisa lebih awal

Padahal, jika masalah serapan anggaran adalah jadwal tender proyek yang lambat, pemerintah sudah membuka ruang agar lelang bisa diajukan lebih awal di tahun sebelumnya. Ia memberi contoh, untuk proyek-proyek yang akan dimulai pada Januari 2022, proses lelangnya sudah dapat dilakukan sejak Juni tahun lalu.

"Jadi, proposi realisasi belanja ini menandakan stabilitas pergerakan kegiatan. Seolah di Januari, Februari, Maret tidak ada kegiatan. Kegiatan lesu juga barangkali yang kerja menurun tidak ada orang benerin jalan dan sebagainya padahal lelang proyek sudah dibuka ruang untuk lelang dini. Proyek 2022 sudah bisa dilelang Juni kemarin," jelasnya 

Dengan kondisi seperti ini, hemat Suhajar, dapat dipastikan perekonomian daerah di kuartal pertama masih akan berjalan lambat karena minimnya stimulus berupa belanja APBD di daerah.

"APBD lah tang menjadi trigger penggerak ekonomi. Kalau pemerintah tidak menggerakkan uangny, tidak mengeluarkan anggaran untuk belanja, maka ekonomi daerah tidak bergerak. Kalau pemerintah tidak mengadakan rapat yang buat kue tidak jualan, dong. Belum lagi yang besar misalnya tender. Bukan hanya barang yang harus dibeli untuk semen, batu pasir yang bisa menggerakkan masyarakat bekerja," tandasnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Laba PTRO Q1-2024 Amblas 94,4% Jadi US$163 Ribu, Ini Penyebabnya
Waspada IHSG Balik Arah ke Zona Merah Pascalibur
Laba Q1-2024 PTBA Menyusut 31,9 Persen Menjadi Rp790,9 Miliar
Laba Q1-2024 Antam Tergerus 85,66 Persen Menjadi Rp238,37 Miliar