Sri Mulyani: APBN Oktober 2022 Defisit Rp169,5 Triliun

Defisit Oktober setara 0,91% PDB, jauh dari target 4,5%.

Sri Mulyani: APBN Oktober 2022 Defisit Rp169,5 Triliun
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam keterangan pers secara daring, Sabtu (16/4). (dok. Kemenkeu)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada Oktober 2022 mencatat defisit sebesar Rp169,5 triliun atau 0,91 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini merupakan defisit pertama APBN setelah mengalami surplus berturut-turut sejak awal 2022.

"Namun realisasi defisit ini masih jauh dari target Rp840,2 triliun atau 4,5 persen PDB pada akhir tahun ini," ujarnya dalam Konferensi Pers APBN KITA, Kamis (24/11).

Defisit terjadi akibat realisasi belanja negara yang mencapai Rp2.351,1 sementara pendapatan negara baru Rp2.181,6 triliun.

Realisasi belanja negara tersebut tumbuh 14,2 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), meliputi belanja pemerintah pusat Rp1.671,9 triliun yang tumbuh 18 persen (yoy) dan transfer ke daerah Rp679,2 triliun atau meningkat 5,7 persen (yoy).

Lebih terperinci, belanja pemerintah pusat meliputi belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp754,1 triliun atau terkontraksi 9,5 persen (yoy), serta belanja non K/L yang sebesar Rp917,7 triliun atau tumbuh 57,4 persen (yoy).

Tingginya pertumbuhan belanja non K/L, jelas Bendahara Negara disebabkan realisasi belanja kompensasi dan subsidi yang masing-masing mencapai Rp268,1 triliun dan Rp184,5 triliun.

Pendapatan negara

Sementara itu, pendapatan negara hingga Oktober 2022 tercatat tumbuh 44,5 persen (yoy). Ini terdiri dari penerimaan perpajakan Rp1.704,5 triliun atau tumbuh 47 persen (yoy) serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp476,5 triliun atau naik 36,4 persen (yoy).

Secara terperinci, penerimaan perpajakan meliputi penerimaan pajak Rp1.448,2 triliun atau tumbuh 51,8 persen (yoy) serta kepabeanan dan cukai Rp256,3 triliun atau tumbuh 36,4 persen (yoy).

Dengan realisasi defisit kas negara, realisasi pembiayaan anggaran mencapai Rp439,9 triliun atau turun 27,7 persen (yoy). Sementara keseimbangan primer tercatat surplus Rp146,4 triliun.

"Turunnya pembiayaan anggaran ini menggambarkan adanya pembalikan ke arah APBN yang lebih baik," ucap dia.

Selain itu, Sri Mulyani juga menegaskan masih terdapat sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) senilai Rp270,4 triliun sebagai strategi dalam mewaspadai tahun 2023 yang kemungkinan akan mengalami volatilitas cukup tinggi.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Buka Rekening Bank Mandiri Online, Praktis dan Cepat!
4 Cara Download Video CapCut Tanpa Watermark Terbaru 2024
Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online, Tak Usah Pergi ke BPN
Apa itu Monkey Business? Ini Ciri-ciri dan Cara Menghindarinya
Daftar Orang Terkaya di Dunia Terbaru 2024, Siapa Saja?
Memasuki 39 Tahun, MSIG Life Kenalkan Budaya Kerja Baru