Sri Mulyani Sebut Ada Pimpinan K/L Ogah Anggaran Disunat saat Pandemi

Alokasi anggaran disesuaikan 'output' tahun sebelumnya.

Sri Mulyani Sebut Ada Pimpinan K/L Ogah Anggaran Disunat saat Pandemi
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dalam keterangan pers dari KTT G20 2021 (31/10). (FORTUNEIDN)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap adanya sejumlah pemimpin kementerian/lembaga yang bersikeras anggarannya tak mau dipotong saat APBN tengah mengalami tekanan akibat Covid-19. Meski demikian, dia tidak menyebut secara jelas siapa yang dimaksud.

"Di level pimpinan, maunya kalau sudah dapat 100 tahun lalu, begitu dipotong sedikit, rasanya dunia runtuh, inginnya semua naik. Pada saat yang sama kita sampaikan lima tahun terakhir penerimaan seperti ini, tapi mereka tetap 'ngotot' minta 100," ujarnya dalam cara Rapat Koordinasi Nasional Pelaksanaan Anggaran 2022, Rabu (13/4).

Padahal, kementerian/lembaga yang "ngotot" itu belum memiliki perencanaan penggunaan anggaran yang baik dan masih perlu diperbaiki.  "Harus diakui ada kementerian/lembaga yang kapasitas mendesainnya masih harus diperbaiki. Tapi mereka meminta anggaran hanya karena tahun lalu dapatnya sekian, tahun ini sekian plus sedikit modifikasi kiri, kanan," katanya.

Meski demikian, ia menyebut ada juga kementerian/lembaga yang sudah jelas perencanaan penggunaan anggarannya. "Ini yang membuat kita semangat, 'Oh berarti ini akan menghasilkan dari setiap rupiah yang kita belanjakan' begitu," ujarnya.

Belanja sesuai kebutuhan

Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani juga menuturkan bahwa belanja anggaran kementerian dan lembaga harus didesain untuk mencapai tujuan pembangunan seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Menurutnya, selama ini, kualitas belanja K/L hanya diukur dari penyerapan, yang tidak menunjukkan kualitas belanja secara lengkap.

"Kami di Kementerian Keuangan, saya menghargai Ditjen Perbendaharaan, Ditjen Anggaran, bersama Bappenas yang ingin memperbaiki desain belanja kementerian dan lembaga agar sesuai dengan output dan outcome yang ingin dicapai," katanya.

Untuk itu, ia kerap menjelaskan bahwa Kementerian Keuangan menganggarkan belanja K/L sesuai dengan realisasi pada tahun-tahun sebelumnya. Kementerian Keuangan dan Bappenas, menurutnya, akan terus mereformasi penilaian kualitas belanja K/L, tidak hanya dari penyerapannya, tetapi juga dari hasil yang dicapai.

"Kami terus mencoba memperbaiki, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan dan memonitor hasil pelaksanaan belanja anggaran," katanya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M