The Fed Kembali Tahan Suku Bunga, Beri Sinyal Pangkas 3 Kali di 2024

Pemangkasan suku bunga Fed diramal mulai paruh kedua 2024.

The Fed Kembali Tahan Suku Bunga, Beri Sinyal Pangkas 3 Kali di 2024
The Federal Reserve ( FED ) to control interest rates. (Shutterstock/Pla2na)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reverse, kembali menahan suku bunga acuan di kisaran 5,25-5,50 persen. Ini merupakan ketiga kalinya suku bunga dipertahankan sejak Jerome Powel—Gubernur The Fed—memulai rangkaian kenaikan tercepat suku bunga AS dalam empat dekade terakhir pada Maret 2022.

Sejalan dengan itu, dewan gubernur The Fed juga berencana untuk melakukan pemangkasan suku bunga acuan sebanyak tiga kali dengan besaran 0,25 bps di tahun depan. Jumlah tersebut lebih rendah dari prediksi pelaku pasar keuangan dan beberapa ekonom yang memprediksi lima kali pemotongan suku bunga acuan. Jumlah pemotongan suku bunga yang relatif sedikit di 2024 — yang mungkin tidak dimulai hingga semester kedua itu— menunjukkan bahwa para pejabat The Fed meyakini masih yakin tingkat pinjaman yang tinggi dalam jangka panjang diperlukan untuk lebih menahan konsumsi dan inflasi.

Sementara itu, dalam pernyataan resminya , Fed mengatakan bahwa "inflasi telah mereda selama setahun terakhir, meski tetap tinggi." Ini adalah pertama kalinya inflasi mereda sejak lonjakan terjadi dan mendorong The Fed untuk mendeklarasikan perang melawan inflasi.

Sebagai informasi, kenaikan suku bunga tersebut telah menyebabkan biaya hipotek, pinjaman otomotif, pinjaman bisnis, dan banyak bentuk kredit lainnya meningkat secara signifikan. Hal tersebut membuat pengeluaran untuk perangkat rumah tangga dan barang mahal lainnya yang sering dibeli orang dengan kredit juga telah menurun. Suku bunga hipotek yang lebih tinggi, misalnya, telah berdampak signifikan terhadap penjualan rumah. 

Sinyal pemangkasan suku bunga

Pun demikian, sejauh ini, Fed telah mencapai kondisi diramalkan sejumlah ekonom di tahun lalu: inflasi telah turun tanpa adanya lonjakan pengangguran atau resesi, yang biasanya terjadi bersamaan dengan upaya bank sentral untuk meredam gejolak ekonomi dan menekan inflasi. 

Memang, inflasi AS masih lebih tinggi dari target The Fed di angka 2 persen. Tapi angkanya telah turun lebih cepat dari yang diperkirakan sehingga memungkinkan bank sentral untuk tetap mempertahankan suku bunga dan melihat apakah kenaikan harga terus mereda.

The Fed juga memberikan sinyal bahwa upaya pemotongan suku bunganya kemungkinan telah berakhir, dengan mengatakan bahwa mereka kini mempertimbangkan apakah "ada tambahan" kenaikan yang diperlukan.

Pada saat yang sama, laporan terbaru pemerintah tentang indeks harga konsumen menunjukkan bahwa inflasi di beberapa sektor, khususnya perawatan kesehatan, sewa apartemen, makanan restoran, dan layanan lainnya, tetap tinggi secara persisten. Ini menjadi salah satu alasan mengapa Jerome Powell enggan menyatakan bahwa dewan gubernur siap memotong suku bunga dalam waktu dekat.

Adapun proyeksi ekonomi triwulanan The Fed menunjukkan bahwa dewan gubernur memperkirakan bahwa perekonomian tetap akan berhasil "mendarat lembut", di mana inflasi akan terus menurun menuju target 2 persen tanpa menyebabkan kemerosotan pertumbuhan ekonomi.

Proyeksi tersebut juga memberi sinyal terjadinya pemangkasan suku bunga acuan mereka menjadi 4,50-4,75 persen pada akhir 2024 — tiga kali pemotongan 0,25 bps dari tingkat saat ini.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI