Waskita Karya Raup 'Good Funds' Rp3,28 Triliun

Waskita Karya catatkan penurunan utang.

Waskita Karya Raup 'Good Funds' Rp3,28 Triliun
Gedung Waskita Karya.(Liveflickr)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Waskita Karya (Persero) Tbk menerima "good funds" sebesar Rp3,28 triliun melalui penerbitan obligasi dan sukuk dengan penjaminan pemerintah. Dana dari obligasi dan sukuk yang resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 13 Mei 2022 itu rencananya digunakan untuk refinancing serta modal kerja proyek tol Kayu Agung-Palembang-Betung.

Direktur Operasi III PT Waskita Karya Tbk Gunadi mengatakan dengan good funds tersebut, perseroan juga berhasil melaksanakan pelunasan atas pokok dan bunga Obligasi III Waskita Karya Tahap IV Tahun 2019 seri A yang jatuh tempo pada 16 Mei 2022 sebesar Rp528 miliar.

"Perseroan masih fokus melaksanakan proses restrukturisasi dan masih terdampak second wave pandemi pada 2021," ujar Gunadi dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (27/5).

Dalam kesempatan tersebut, Gunardi juga menyampaikan, pendapatan usaha pada kuartal IV 2021 telah menunjukkan tren positif dengan meningkat sebesar 14,58 persen (yoy).

Tren positif tersebut paling besar dikontribusi oleh pendapatan jasa konstruksi dan jalan tol. Pendapatan asset recycling juga sesuai target dengan keuntungan sebesar Rp2,65 triliun.

Transformasi bisnis yang telah dijalankan dengan lean juga berdampak positif bagi perseroan dengan beban usaha yang turun signifikan pada tahun 2021.

Penurunan beban usaha ini berasal dari penurunan beban pokok pendapatan sebesar 68,22 persen (yoy), penurunan beban penjualan sebesar 88,08 persen (yoy), serta penurunan beban umum dan administrasi sebesar 47,89 persen (yoy).

Beban keuangan utang lama juga mengalami penurunan dengan adanya Master Restructuring Agreement (MRA) dan pembayaran sebagian pokok utang pada 2021.

Jumlah aset tahun 2021 sebesar Rp103,6 triliun, atau meningkat sebesar 2,81 persen (yoy) disebabkan oleh peningkatan aset lancar dalam bentuk kas yang berasal dari Penyertaan Modal Negara(PMN) dan rights issue tahun 2021.

Utang turun

Di sisi lain, aset tidak lancar mengalami penurunan disebabkan oleh transaksi asset recycling yang dilakukan oleh perseroan selama 2021.

Perseroan juga mencatatkan liabilitas sebesar Rp88,14 triliun, atau menurun sebesar 1,34 persen (yoy) disebabkan oleh penurunan utang usaha. Sedangkan ekuitas perseroan sebesar Rp15,46 triliun, atau meningkat sebesar 35,28 persen (yoy).

Kemampuan likuiditas perseroan pada 2021 juga menunjukkan tren membaik dengan masih positifnya arus kas dari operasional, proceeds dari asset recycling pada aktivitas investasi, serta dukungan proceeds rights issue pada aktivitas pendanaan.

Kinerja keuangan perseroan sepanjang 2021 berjalan sesuai target jangka menengah restrukturisasi yang disepakati dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN.

"Tahun 2022 perseroan akan lebih fokus pada perolehan kontrak baru dengan target Rp30 triliun, penyelesaian proyek tertunda, melanjutkan restrukturisasi secara grup dan melanjutkan strategic partnership dengan para investor, termasuk INA untuk melakukan asset recycling," kata Gunadi.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M