Riset: Vaksinasi Negara Maju Tuntas Akhir 2021, Negara Miskin Telat

Distribusi vaksin antara negara kaya dan miskin timpang.

Riset: Vaksinasi Negara Maju Tuntas Akhir 2021, Negara Miskin Telat
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbincang dengan warga saat mengunjungi pusat vaksinasi COVID-19 di Pusat Olahraga Little Venice, di London, Inggris, Jumat (22/10/2021). ANTARA FOTO/Matt Dunham/Pool via REUTERS/AWW/djo
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Sejumlah negara, terutama yang perekonomiannya maju, diperkirakan akan berhasil menyelesaikan program vaksinasi COVID-19 pada akhir 2021. Namun, muncul ketimpangan lantaran laju vaksinasi di negara-negara miskin, seperti banyak terdapat di Afrika, masih sangat lambat.

Demikian kesimpulan sebuah kajian dari The Economist Intelligence Unit (EUI), lembaga riset dalam naungan majalah terkemuka, The Economist. Lembaga tersebut melemparkan proyeksi kapan vaksinasi di berbagai negara akan tuntas dengan sejumlah rentang waktu: akhir 2021, tengah 2022, akhir 2022, 2023, dan seterusnya.

Menurut perkiraan The Economist, negara yang akan berhasil menyelesaikan program vaksinasi bagi seluruh warganya tahun ini kebanyakan merupakan negara maju seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, Tiongkok, Singapura, dan Australia.

“Negara-negara maju telah berhasil memvaksinasi sebagian besar populasinya, tetapi banyak negara berkembang hanya membuat kemajuan tidak berarti,” kata direktur perkiraan global EUI dan penulis laporan tersebut, Agathe Demarais, dalam keterangan resmi yang diperoleh Fortune Indonesia, Rabu (10/11).

Riset EUI ini dibuat menyusul peringatan setahun pelaksanaan program vaksinasi COVID-19 di dunia. Pada Desember 2020, sejumlah negara seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab telah memulai program tersebut.

Data dari Our World in Data menunjukkan bahwa UEA, misalnya, telah memvaksinasi 87,6 persen penduduknya, diikuti Portugal (87,4 persen), Singapura (86,3 persen), Brasil (57,6 persen), dan AS (57,3 persen). Laju vaksinasi di Indonesia mencapai 28,7 persen dari total penduduk.

Ketimpangan vaksin, Afrika paling lambat

Dalam rentang tengah 2022, negara-negara yang masuk perkiraan tersebut adalah Thailand, Vietnam, dan Turki, juga Indonesia. Untuk kategori akhir 2022, diisi India dan Rusia.

Mayoritas negara yang diperkirakan baru selesai memberikan vaksin bagi semua warganya lebih lama dari 2023 berada di benua Afrika seperti Nigeria, Aljazair, dan Sudan. Afrika Selatan masuk pengecualian karena program vaksinasinya kemungkinan bakal menjangkau semua penduduknya pada tengah 2022.

Bagi Demarais, proyeksi vaksinasi sedemikian itu sangat mengejutkan. Sebab, masalah bukan saja berkenaan dengan keraguan orang, tapi pula ketimpangan distribusi. ”Ini menunjukkan seberapa dalam kesenjangan untuk mengakses vaksin antara ekonomi yang lebih kaya dan yang lebih miskin,’ katanya.

Bahkan, kata dia, jika Afrika menerima stok vaksin COVID-19 dalam jumlah besar, masalah vaksinasi di benua itu takkan sepenuhnya terselesaikan karena ada problem keraguan akan vaksin.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

17 Film Termahal di Dunia, Memiliki Nilai yang Fantastis
Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
Bahlil: Apple Belum Tindak Lanjuti Investasi di Indonesia
Medco Rampungkan Divestasi Kepemilikan di Blok Ophir Vietnam
Stanchart: Kemenangan Prabowo Tak Serta Merta Tingkatkan Investasi
Rumah Tapak Diminati, Grup Lippo (LPCK) Raup Marketing Sales Rp325 M