Selamatkan Bali, Pemerintah Buka Pintu Wisatawan Asing

Pembukaan Bali khusus bagi negara dengan wisman terbanyak.

Selamatkan Bali, Pemerintah Buka Pintu Wisatawan Asing
Pura Ulun Danu Bratan, Bali. (Wikivoyage)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah resmi kembali membuka pintu pariwisata Bali bagi wisatawan mancanegara (wisman). Namun, jumlah negara yang diperbolehkan dibatasi.

“Bandara Ngurah Rai Bali akan dibuka untuk internasional pada tanggal 14 Oktober 2021 selama memenuhi ketentuan dan persyaratan mengenai karantina, test, dan kesiapan Satgas,” kata Luhut dalam konferensi pers perkembangan PPKM, Senin (4/10), seperti dikutip dari Antara.

Menurutnya, pembukaan dikhususkan bagi turis dari enam negara, yakni Korea Selatan, Cina, Jepang, Abu Dhabi (Uni Emirat Arab), Dubai, dan Selandia Baru.

Pemerintah mensyaratkan bukti vaksinasi lengkap bagi wisman yang ingin berkunjung ke Bali, serta keharusan melakukan tes PCR sebanyak tiga kali. Selain itu, turis asing juga wajib melakukan karantina selama 8 hari dengan biaya sendiri.

Sebelumnya, kedatangan internasional di Ngurah Rai Bali ditutup sejak 17 September seiring upaya pencegahan penyebaran varian baru Covid-19. Pemerintah hanya membuka kedatangan internasional dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta dan Bandara Sam Ratulangi Manado.

Bali bergantung wisman

ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/hp.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengatakan pembukaan kedatangan internasional ini sejalan dengan rencana uji coba wisman di Bali. Namun, menurutnya, hal ini harus dilakukan secara hati-hati meskipun situasi Covid-19 saat ini relatif terkendali.

“Yang paling penting dan jadi prioritas adalah keselamatan orang Indonesia dan terlindungi dari lonjakan kasus-kasus mutasi baru Covid-19,” kata Sandiaga.

Sandiaga menyatakan pembukaan penerbangan internasional itu ditujukan untuk penerbangan langsung, dan nontransit. Bali juga tidak hanya terbuka bagi wisman, tapi para pebisnis dan ekspatriat yang kembali ke Indonesia.

Bali memang provinsi yang sangat bergantung pada kedatangan wisman. Berdasarkan data, provinsi ini menyumbang hampir separuh dari jumlah turis internasional bagi Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2019 jumlah wisman Bali mencapai 6,72 juta atau sekitar 41,8 persen dari jumlah kunjungan turis asing Indonesia yang sebesar 16,11 juta orang.

Dari enam negara disebut, Cina menjadi penyumbang wisman terbanyak Bali. Menurut data BPS, jumlah wisman dari Cina yang berkunjung ke Bali mencapai 1,19 juta orang atau berkontribusi sebesar 18,9 persen.

Setelahnya, kontribusi terbesar wisman datang dari Jepang (4,1 persen), Korea Selatan (3,4 persen), dan Selandia Baru (2,1 persen). Keempat negara tersebut menyumbang 1,79 juta wisman atau 28,5 persen.

Tahun lalu, saat kali pertama pandemi Covid-19 merebak, jumlah wisman Bali turun 84,1 persen menjadi hanya 1,07 juta orang. Kunjungan wisman ke Indonesia juga turun, namun lebih rendah 75,0 persen menjadi 4,02 juta orang.

Pelaku pariwisata antusias

ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/rwa.

Sebelumnya, pelaku pariwisata Bali menyatakan antusiasmenya terhadap rencana pemerintah untuk membuka keran kedatangan wisman, seperti diungkap Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, Gede Ricky Sukarta.

“Kami siap untuk uji coba pembukaan wisman atau istilah kami di Forum Bali Bangkit yaitu Bali Open Border (BOB),” kata Gede kepada Fortune Indonesia, Senin (27/9).

Menurut Gede, saat ini semua stakeholders pariwisata di Bali sudah menyiapkan diri baik dari aspek operasional maupun standar protokol kesehatan demi menyambut kedatangan wisman. Namun, lanjutnya, pengusaha masih menunggu kepastian regulasi dari pemerintah.

Gede menambahkan, persiapan pembukaan ini sebenarnya juga tak mudah lantaran tak sedikit pelaku usaha pariwisata yang saat ini membutuhkan bantuan terutama modal kerja dalam membuka kembali usahanya. “Secara umum untuk opening property ini butuh modal. Dan ini tantangannya. Seyogianya pemerintah bisa memberikan pinjaman lunak dengan tidak memberatkan pelaku usaha,” katanya.

Gede mengatakan tingkat okupansi hotel maupun villa di Bali sangat rendah dengan kisaran di bawah 5 persen. Menurutnya, penurunan okupansi ini akibat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang dilaksanaan sejak Juli.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

IDN Media Channels

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan