Kembangkan Pusat Data Klinis, Menkes Undang Investor ke Bali

Kementerian Kesehatan akan integrasikan pusat data klinis.

Kembangkan Pusat Data Klinis, Menkes Undang Investor ke Bali
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membuka The 1st International Health Conference 2023 di Bali
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Nusa Dua, FORTUNE -  Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengundang investor kesehatan global untuk berinvestasi di Bali. Apalagi, pemerintah telah memulai pembangunan kawasan ekonomi khusus kesehatan di Sanur yang targetnya akan selesai tahun depan.

“Saya berencana mengundang investor global. Ini penggalangan dana berskala besar, lebih dari US$15 miliar,” ujarnya saat membuka membuka The 1st International Health Conference 2023 di Nusa Dua, Bali, Jumat (10/11). Konferensi ini dihadiri oleh para ahli di bidang pengobatan generatif dan stem cell global.

Menurutnya, Bali di masa mendatang akan menjadi pusat pelayanan dan perkembangan teknologi baru di bidang kesehatan. Sejumlah regulasi telah diluncurkan untuk mendukung upaya ini. Di antaranya adalah dengan memudahkan prosedur untuk riset medis.

“Dengan begitu, semua rumah sakit dapat melakukan riset klinis dengan standar global dalam waktu yang lebih singkat dan biaya yang lebih rendah dibanding negara lain,” katanya.

Pusat data Kesehatan

Budi juga menjelaskan bahwa dirinya telah merilis Peraturan Menteri Kesehatan No. 224 tahun 2022 tentang Rekam Medis. Dalam pasal 21 disebutkan bahwa rekam medis elektronik yang disimpan oleh fasilitas pelayanan kesehatan harus terintegrasi dengan data kesehatan yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan.

Menurutnya, Indonesia memiliki lebih dari 60.000 fasilitas kesehatan, termasuk 3.200 rumah sakit, 6.000 laboratorium, 15 klinik swasta, 10.000 fasilitas kesehatan primer milik pemerintah, hingga 12.000 apotek. “Semuanya harus melakukan digitalisasi data sesuai format standar dan mengintegrasikannya dengan pusat data pemerintah,” ujarnya.

Dengan demikian, mulai tahun depan Indonesia akan memiliki basis data klinis dan genom penduduk. Ia mencontohkan, setiap tahun ada sekitar 4,8 juta bayi lahir di Indonesia. Jika pada masing-masing dilakukan dua kali USG, maka pemerintah setidaknya akan mengumpulkan 9 juta data hasil ultrasonografi per tahun. Belum lagi jutaan data dari hasil pemeriksaan sinar X hingga MRI dan CT Scan.

Selain itu, pemerintah juga mengumpulkan data genomik pasien kanker hingga alzheimer. “Dengan kombinasi seluruh data klinis, genomic dan demografi, Anda bisa mengembangkan machine learning, artificial intelligence atau apapun itu untuk pengambilan keputusan yang lebih presisi dan memberikan perawatan berdasarkan data ilmiah,” tuturnya.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
Cara Pinjam Uang dari BPJS Ketenagakerjaan serta Syaratnya
Gandeng Spotify, Boss Creator & Podkemas Asia Hadirkan PODFEST 2024
Pengertian Google SGE, Fitur, dan Cara Mengaktifkannya
Stanchart Indonesia Tunjuk Rino Donosepoetro Sebagai Cluster CEO
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu