Cegah Krisis Iklim, 61% Perusahaan RI Komitmen Nol Emisi dalam 5 Tahun

Ini sektor utama dalam penghematan energi.

Cegah Krisis Iklim, 61% Perusahaan RI Komitmen Nol Emisi dalam 5 Tahun
Ilustrasi Pajak Karbon. (ShutterStock/DesignRage)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Sebanyak 61 persen dari 106 penggerak industri di Indonesia menyatakan niat kuat untuk mencapai target net zero emission atau nol emisi dalam waktu 5 tahun. 

Hal tersebut tertuang dalam survei global yang diterbitkan Sapio Research, yang menargetkan 2.294 perusahaan dengan skala 500 hingga 5.000 karyawan atau lebih di 13 negara termasuk Indonesia. 

Dalam survei tersebut, Indonesia dinilai sebagai negara yang rentan terhadap perubahan iklim lantaran berada di garis khatulistiwa. 

“Sebagai negara yang rentan terhadap perubahan iklim, penting bagi Indonesia untuk melakukan transisi energi, diawali dengan fokus terhadap upaya efisiensi energi yang memungkinkan terwujudnya dekarbonisasi bagi sektor lainnya secara lebih efektif dan efisien," kata Gerard Chan selaku Country Holding Officer ABB Indonesia melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (2/6).

75% responden pentingkan keberlanjutan

Sementara itu, 75 persen responden menilai komitmen keberlanjutan menjadi alasan utama yang mendorong investasi efisiensi energi. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan nilai tertinggi dalam aspek ini secara global. 

Sementara itu, faktor biaya merupakan hambatan utama upaya peningkatan efisiensi energi, diikuti oleh downtime atau penghentian proses operasi serta kurangnya keterampilan digital tenaga kerja. 

Temuan lain yang menarik ialah 59 persen responden menyatakan telah mendapatkan informasi dan dukungan yang memadai dari pemerintah dan pihak ketiga. Hal ini membuat Indonesia menduduki peringkat tertinggi dalam aspek tersebut secara global.

Ini sektor utama dalam penghematan energi

Menurut responden, penghematan penggunaan energi merupakan prioritas yang sektor utamanya adalah manufaktur dan layanan pendukung yang meliputi manajemen gedung, HVAC (sistem pengaturan suhu), dan pencahayaan. 

“Pemerintah Indonesia menunjukkan tingkat komitmen keberlanjutan yang tinggi melalui pendekatan terintegrasi dalam mewujudkan target SDG dan proses transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon," katanya 

Ditambah lagi, penerapan peta jalan Industri 4.0 juga turut memperkuat proses transisi penghematan energi tersebut dan mendorong Indonesia untuk maju dan bertumbuh. Pada saat yang bersamaan, upaya ini juga dinilai turut menyeimbangkan komitmen keberlanjutan serta pertumbuhan ekonomi.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi