Ekonom Bank Mandiri Proyeksikan Inflasi RI Capai 6,27% di akhir 2022 

Kenaikan BBM berpotensi turunkan pertumbuhan ekonomi RI.

Ekonom Bank Mandiri Proyeksikan Inflasi RI Capai 6,27% di akhir 2022 
Penjual melayani pembeli di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/12/2021). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Tim Ekonom Bank Mandiri memperkirakan angka inflasi tahunan Indonesia akan mencapai 6,27 persen secara year-on-year (yoy) di akhir 2022. Kondisi tersebut terjadi lantaran kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). 

"Memakai asumsi tekanan inflasi di Oktober hingga Desember melandai, maka inflasi akhir tahun 2022 masih akan sesuai dengan prediksi Tim Ekonom Bank Mandiri yakni di kisaran 6,27 persen," jelas Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan  melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (4/10). 

Inflasi RI masih lebih rendah dibanding Thailand dan AS

Shutterstock/Luis A. Orozco

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2022 terjadi inflasi 5,95 persen secara tahunan (yoy). Level tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan Agustus 2022 sebesar 4,69 persen (yoy).  

Meski begitu, Panji menilai, terdapat indikator positif yang bisa dipetik dari angka inflasi Agustus 2022 yang relatif rendah dibandingkan negara-negara lain. Seperti inflasi tahunan Thailand yang mencapai 7,86 persen, Filipina 6,3 persen dan Amerika Serikat mencapai 8,3 persen. 

Kenaikan BBM berpotensi turunkan pertumbuhan ekonomi

Seorang petugas SPBU sedang mengisi BBM pelanggan. (Dok. Pertamina)

Lebih rinci lagi, Ekonom Bank Mandiri Dian Ayu Yustina menjelaskan, setiap jenis BBM menyumbang kenaikan inflasi yang beragam. Seperti Pertalite berdampak terhadap kenaikan inflasi sebesar 1,24 persen (yoy), Solar berdampak 0,17 persen (yoy), dan Pertamax berdampak pada 0,11 persen (yoy) inflasi. 

"Kenaikan seluruh jenis BBM akan berdampak terhadap kenaikan inflasi sebesar 1,67 persen (yoy)," kata Ayu. 

Dengan kondisi tersebut, pihaknya bahkan menilai kenaikan harga BBM berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi domestik sepanjang tahun 2022 sebesar 0,33 persen (yoy). Meski demikian, Bank Mandiri memandang ekonomi RI pada kuartal III-2022 masih akan lebih baik dibandingkan dengan kuartal II-2022. 

Panji kembali menambahkan, pemulihan ekonomi di kuartal II 2022 relatif merata pasca pelonggaran mobilitas dan turunnya kasus Covid-19. Hasilnya ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,44 persen secara year on year (yoy) di kuartal II-2022. 

“Jika tanpa pelonggaran mobilitas seperti kondisi pre-pandemi, sangat sulit kinerja perekonomian sepanjang semester I 2022 dapat kita capai,” pungkas Panji.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
11 Bahasa Tertua di Dunia, Ada yang Masih Digunakan
GoTo Lepas GoTo Logistics, Bagaimana Nasib GoSend?
BTPN Syariah Bukukan Laba Rp264 miliar di Kuartal I-2024
Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia