Gig Economy: Pengertian, Dampak, dan Contoh Pekerjaannya

Banyak diterapkan dalam perusahaan.

Gig Economy: Pengertian, Dampak, dan Contoh Pekerjaannya
ilustrasi pertumbuhan ekonomi negara (pexels.com/Pixabay)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Gig atau 'manggung' adalah istilah yang lazim digunakan dalam dunia hiburan, khususnya dunia musik. Istilah ini menggambarkan pekerja di dunia hiburan yang biasanya bekerja dalam jangka waktu yang relatif pendek.

Namun, belakangan istilah gig economy semakin banyak diterapkan oleh perusahaan. Era transformasi digital semakin banyak membuka peluang untuk keluar dari keterbatasan bekerja dalam arti konvensional dan beralih menjadi gig economy worker. Memang, dalam gig economy, kehadiran internet menjadi sangat vital karena bisa menjembatani antara demand dan market tanpa batasan jarak lagi. 

Lalu, apa itu gig economy? Siapa saja aktor di dalamnya? Berikut ini adalah jawaban atas rasa penasaran Anda tentang gig economy

Pengertian gig economy

ilustrasi bekerja di kafe (dok.unsplash)

Gig economy adalah kumpulan tenaga kerja yang bekerja dengan sistem kontrak jangka pendek, atau freelancer. Berbeda dengan konsep bekerja dalam lingkup konvensional, para gig economy workers tidak bekerja secara permanen. Dalam arti lain, gig economy merupakan sistem tenaga kerja bebas di mana perusahaan hanya mengontrak pekerja independen dalam jangka waktu pendek.

Sedangkan, investopedia menerangkan gig economy merupakan sekumpulan pekerja yang bekerja secara paruh waktu, posisi kerja bersifat temporer atau independen. Contoh sederhananya dari ekonomi gig adalah freelancer, kontraktor independen, pekerja berbasis proyek, dan lain sebagainya.

Sebenarnya, ekonomi gig bukanlah konsep baru. Di Amerika bahkan sudah berkembang sejak 2005 yang tumbuh signifikan dari 10,1 persen menjadi 15,8 persen di tahun 2015 lalu. Dalam periode tersebut, jumlah pengusaha pun meningkat hingga lebih dari 19 persen dan jumlah pendapatan kotor dari para pekerja independen pun meningkat sampai hampir 21 persen.

Sedangkan di Indonesia, perkembangan ekonomi gig pun telah berkembang dengan pesat. Hal tersebut dikarenakan adanya perkembangan berbagai platform digital, seperti sribulancer, fastworks, project.co.id, dan lain sebagainya.

Aktor dari gig economy

ilustrasi freelance writer (unsplash.com/Brooke Cagle)

Perusahaan adalah aktor utama dalam gig economy. Namun, tidak semua perusahaan menjadi aktor gig economy. Ciri utama dari perusahaan ini adalah menetapkan jadwal kerja yang fleksibel untuk setiap pekerja, menyediakan pembayaran secara online dari platform, memberikan fasilitas transaksi pada konsumen dan produsen secara langsung, serta profil dan ulasang online dari produsen kepada pihak konsumen.

Di dalam gig economy, pekerja terbagi menjadi dua, yakni pekerja penyedia jasa dan pekerja penyedia barang. Adapun yang tergolong dalam pekerja penyedia jasa adalah kurir, pengemudi, tukang, dan lain-lain. Sedangkan pekerja penyedia barang adalah pengrajin, seniman, pengecer pakaian, dan lain sebagainya.

Konsumen adalah pihak yang menikmati produk barang atau jasa yang ditawarkan di dalam pasar ekonomi. Konsumen adalah salah satu aktor gig economy. Tanpa mereka, transaksi ekonomi tidak akan bisa berjalan.

Dampak dari gig economy

ilustrasi freelance writer (pexels.com/Vlada Karpovich)

Gig economy mampu menciptakan dua dampak sekaligus, yakni positif dan negatif. Implikasi positif dari gig economy adalah menghemat sumber daya operasional bisnis. Di dalamnya termasuk pemanfaatan pelatihan dan ruang kantor. 

Namun, kehadiran fenomena ekonomi gig menghadirkan implikasi negatif yang selanjutnya menciptakan tantangan tertentu untuk negara. Tantangan pertama, adanya perubahan pandangan pekerja dalam memandang suatu pekerjaan. Mereka lebih memilih untuk bisa bekerja pada sektor pekerjaan ekonomi gig yang jauh lebih fleksibel daripada pekerjaan tradisional yang sifatnya mengikat. 

Tantangan kedua, kebijakan pekerjaan di masa depan yang harus disesuaikan. Semakin banyak pekerja yang ingin terjun langsung ke dalam pekerjaan ekonomi gig, maka akan ada juga berbagai peraturan yang harus diubah.

Selain itu, gig economy juga akan menciptakan sistem kontrak kerja yang bisa akan memberatkan pekerja. Hal ini terjadi karena pekerja tidak akan mendapatkan asuransi, seperti asuransi ketenagakerjaan.

Contoh pekerjaan gig economy

ilustrasi menulis (unsplash.com/ Green Chameleon)

Berikut ini ada tipe pekerjaan yang ada dalam era gig economy, di antaranya :

  • Bidang administrasi : asisten project manager, asisten virtual, teknisi farmasi, dan lainnya.
  • Bidang creative : content creator, graphic designer, seniman, dan lainnya. 
  • Bidang kepenulisan: penulis artikel, jurnalis, content writer, copywriter, UX writer, dan lainnya
  • IT : network analyst, IT engineer, data scientist, computer engineer 
  • Jasa : pengemudi online, pengantar makanan, jasa membersihkan rumah, menjaga hewan peliharaan
  • Project management : office manager, project manager, product manager
  • Software development : UI/UX designer, game engineer, DevOps engineer.

Berikut tadi penjelasan mengenai gig economy yang saat ini marak terjadi. Apakah Anda salah satu aktor dari kegiatan ini?

Related Topics

Gig EconomyEkonomi

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen