Mengenal Perdagangan Karbon: Manfaat dan Cara Kerjanya

Mengatur pengeluaran emisi karbon di seluruh dunia.

Mengenal Perdagangan Karbon: Manfaat dan Cara Kerjanya
ilustrasi emisi karbon (unsplash.com/Chris LeBoutillier)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Carbon trading atau perdagangan karbon adalah sebuah kegiatan jual beli kredit karbon. Biasanya, ini terjadi pada perusahaan yang menghasilkan emisi karbon atau gas rumah kaca lebih banyak pada proses industrinya.

Lalu, mengapa terjadi perdagangan karbon? Apa manfaat dari perdagangan karbon? Untuk lebih jelasnya, simak selengkapnya dalam artikel berikut ini.

Apa itu perdagangan karbon?

ilustrasi perdagangan karbon (unsplash.com/Marcin Jozwiak)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perdagangan karbon adalah pembelian dan penjualan kredit karbon. Dapat dikatakan, kredit karbon adalah hak perusahaan untuk mengeluarkan karbon dioksida (CO2).

Pada saat proses industri, biasanya sejumlah perusahaan akan menghasilkan emisi karbon melebihi batas yang telah ditetapkan. Melalui hal ini, perusahaan perusahaan atau entitas lain diizinkan untuk melakukan hal tersebut.

Adapun satu unit karbon sama halnya dengan penurunan 1 emisi ton karbon dioksida. Perusahaan bisa membeli kredit karbon pada proyek-proyek hijau.

Lembaga verifikasi, contohnya Verra, nantinya akan melihat kemampuan penyerapan karbon dioksida pada sebuah lahan hutan. Setelahnya, perusahaan akan menerima kredit karbon berbentuk sertifikat.

Tak hanya lembaga hijau, kredit karbon juga bisa diberikan dari perusahaan yang mengeluarkan emisi di bawah ambang batas. Perusahaan bisa menjual kredit karbon tersebut di pasar karbon.

Akan tetapi, jika emisi melebihi dari kredit tersebut, maka perusahaan harus membayar denda atau berkewajiban untuk membeli kredit di pasar karbon. Dengan begitu, setiap negara di dunia bisa mengontrol jumlah emisi karbon guna meminimalisir dampak efek rumah kaca.

Manfaat perdagangan karbon

ilustrasi perdagangan karbon (unsplash.com/Yohan Marion)

Berikut ini sejumlah manfaat perdagangan karbon, antara lain sebagai berikut:

Implementasi regulasi

Perdagangan karbon menjadi salah satu implementasi mengenai pengeluaran emisi karbon dan pemerintah bisa mengenakan pajak pada emisi karbon.

Memantau jumlah emisi karbon

Selain itu, tindakan ini membuat pemerintah bisa memantau jumlah emisi karbon yang dihasilkan oleh setiap negara dengan lebih terorganisir.

Partisipasi dalam menyelamatkan bumi

Jumlah kredit karbon tentunya akan dapat membantu untuk mengontrol emisi karbon yang dihasilkan dan terlepas ke atmosfer. Perdagangan karbon memungkinkan seluruh negara untuk berpartisipasi dalam menyelamatkan bumi.

Perlu diketahui bahwa Indonesia menjadi penuymbang kredit karbon dunia sebesar 75–80 persen. Hal ini dapat memberikan kontribusi lebih dari USD150 miliar untuk perekonomian di Indonesia.

Cara kerja perdangan karbon

ilustrasi emisi karbon (unsplash.com/Anne Nygård)

Emisi karbon saat ini bisa diperdagangkan melalui dua cara, yakni sukarela (voluntary carbon market) dan wajib (mandatory carbon market)

Akan tetapi, bila dilihat dari mekanisme perdaganganya, pasar karbon terbagi dalam uda kelompok, yakni:

Skema Perdagangan Emisi (Emissions Trading Scheme/ETS)

Adapun skema pada pasar karbon ini bersifat wajib dikarenakan emisi karbon yang diperjualbelikan dibatasi jumlahnya oleh pemerintah. Emisi karbon yang diperdagangkan bukan yang dihasilkan hari ini, tetapi untuk di masa mendatang. 

Sistem yang dikenal juga dengan cap-and-trade diikuti oleh organisasi, perusahaan, hingga negara. 

Kewajiban pembatasan emisi ditetapkan para bentuk pengalokasian kuota (allowance) di awal periode. Peserta yang dibatasi harus melaporkan emisi yang dihasilkan secara berkala, biasanya dalam hitungan tahun ke lembaga yang telah diperintahkan.

Kemudian, pada akhir periode bila melewati batas, maka peserta bisa membeli tambahan allowance dari peserta yang menghasilkan emisi lebih rendah atau tidak terpakai.

Skema perdagangan kredit karbon

Skema ini juga disebut dengan sistem carbon offset atau baseline-and-crediting. Skema ini tidak menggunakan kuota di awal periode karena menggunakan komoditi atau kredit karbon. Adapun satu unit kredit karbon sama halnya dengan penurunan emisi satu ton CO2.

Nilai kredit diperoleh pada akhir periode dan bisa dijual ke peserta lainnya guna memenuhi penurunan emisi dan menjadikannya sebagai peserta carbon neutral. 

Untuk skema ETS, nilai kredit biasanya ditentukan pada awal periode, sehingga kredit bisa diperjualbelikan tergantung dari penghasilan emisi karbon tersebut.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa perdagangan karbon adalah penjualan dan pembelian kredit karbon yang dilakukan oleh perusahaan industri yang menghasilkan emisi karbon demi tercapainya industri yang lebih ramah lingkungan.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Pialang Adalah: Pengertian, Tugas, dan Cara Kerjanya
Lima Anak Bernard Arnault Jadi Direksi, Penerus LVMH Diragukan
Daftar Produk Paling Laris Dibeli di Tokopedia dan Tiktok Saat Ramadan
Pelaku Usaha dan UMKM Kini Bisa Daftar Sertifikasi Halal Lewat Shopee
Peringatan Bank Dunia: Harga Minyak Global Bakal Naik ke US$100
Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya